KOMPAS.com - Netizen mencibir pernyataan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Megawati Soekarnoputri yang menyarankan masyarakat untuk merebus makanan sebagai solusi kelangkaan minyak goreng.
Terkait hal itu, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI-P Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengatakan, lebih melihat makna yang disampaikan Megawati.
Baca juga: Megawati Dicibir Tak Berempati hingga Kerupuk Direbus, Ini Kata Fx Hadi Rudyatmo
"Jangan itu yang dibahas. Namun, apa yang dibicarakan Mbak Mega adalah bahasa Jawa-nya digodok. Para elite politik agar menggodok, merumuskan, supaya tidak antre minyak goreng bagaimana," kata Rudy, pada Kamis (24/3/2022).
Baca juga: Elite PDI-P: Ada Yang Tak Paham Maksud Megawati Saat Berkomentar soal Minyak Goreng
Rudy mengatakan, arti kata menggodok yang dimaksud adalah merumuskan sebuah kebijakan atau solusi atas apa yang dialami rakyat.
Harus ada pembicaraan atau musyawarah untuk menentukan kebijakan yang paling tepat untuk rakyat untuk saat ini.
"Kalau saya sebagai orang Jawa bilang digodok itu dibicarakan. Dimasak dulu, dicarikan solusinya dulu dibicarakan supaya tidak antre minyak. Tapi penyampaian seperti itu saya tidak mau mengomentari," jelas Rudy.
"Tapi kalau netizen melihat seperti itu, itu hak pribadi masing-masing. Tapi saya menangkapnya ini adalah makna dari kata godok, digodok itu dibicarakan, dimusyawarahkan. Sebelum ada kejadian seperti itu digodok," lanjutnya.
Sebelumnya diberitakan, pernyataan Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri yang menyarankan masyarakat untuk merebus makanan ketika sulit mendapatkan minyak goreng, mendapat cibiran dari netizen.
Warganet di media sosial menilai, presiden kelima RI itu tidak berempati dengan kondisi masyarakat saat ini.
Seperti halnya yang ditulis akun @NenkMonica dalam cuitannya di Twitter.
"Kok begini ya statementnya.. Nyari tidak ada empati Ketum Partai wong cilik ini!" tulis akun @NenkMonica.
"Kerupuk kalo direbus jadinya seblak ibuuuu tau apa nda yaa," tulis akun @zarazettirazr, Jumat (18/3/2022). (Penulis Kontributor Kota Solo, Fristin Intan Sulistyowati | Editor Ardi Priyatno Utomo)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.