Di masa periode Merapi baru terjadi beberapa kali letusan di abad ke-19 yakni di tahun 1768, 1822, 1849, 1872.
Baca juga: Terdengar Suara Gemuruh di Langit Sleman, Bukan Berasal dari Fenomena Alam Maupun Merapi
Erupsi abad ke-19 jauh lebih besar dari letusan abad ke-20. Hal tersebut terlihat dari awan panas yang mencapai 20 km dari puncak. Kemungkinan letusan besar terjadi sekali dalam 100 tahun.
Letusan besar bisa bersifat eksplosif dan jangkauan awanpanas mencapai 15 Km.
Aktivitas Merapi pada abad ke-20 terjadi minimal 28 kali letusan dan letusan terbesar terjadi pada tahun 1931.
Berdasarkan data yang tercatat sejak tahun 1600-an, Gunung Merapi meletus lebih dari 80 kali atau rata-rata sekali meletus dalam 4 tahun
Baca juga: Sepekan, Gunung Merapi Keluarkan Guguran Lava Sebanyak 73 Kali
Letusan besar Gunung Merapi juga terjadi pada 26 Oktober 2010. Pada pukul 17.02 WIB, terjadi letusan pertama yang bersifak eksplosif disertai dengan awan panas dan dentuman.
Letusan bersifat eksplosif juga terjadi pada 29-30 Oktober 2010.
Antara 3-4 November 2010 menunjukkan proses pertumbuhan kubah lava yang mencapai volume 3.5 juta m3.
Penghancuran kubah lava menghasilkan aliran awan panas hingga sejauh 15 km dari puncak Gunung Merapi ke arah Kali Gendol.
BNPB mencatat korban jiwa akibat erupsi Gunung Merapi 2010 sebanyak 347 Orang. Korban terbanyak berada di Kabupaten Sleman yaitu 246 jiwa.
Menyusul Kabupaten Magelang 52 jiwa, Klaten 29 jiwa, dan Boyolali 10 jiwa. Sedangkan pengungsi mencapai 410.388 Orang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.