Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hama Patek dan Fusarium Jadi Biang Keladi Naiknya Harga Cabai di Sleman

Kompas.com - 07/03/2022, 17:19 WIB
Wijaya Kusuma,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Harga cabai di tingkat petani dalam Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami kenaikan menjadi Rp 60.000 per kilogram.

Kenaikan harga ini, disebabkan rusaknya tanaman cabai karena terserang hama.

"Dari tingkat petani harganya Rp 60.000 per kilo," ujar Janu Riyanto Ketua Forum Petani Kalasan, Sleman saat dihubungi Kompas.com, Senin (7/03/2022).

 

Janu menyampaikan kenaikan harga ini terjadi sejak lima hari yang lalu. Sebelumnya, harga cabai dari petani harganya Rp 40.000 per kilogram sampai Rp 50.000 per kilogram.

"Cabai (rawit) ori itu sampai Rp 60.000 sekian, untuk yang lainya itu hampir menyentuh Rp 60.000 juga. Cabai Kriting untuk yang super sudah Rp 40.000 (per kilogram) biasanya rata-rata itu kisaran 25.000- 30.000 ," ucapnya

Naiknya harga cabai menurut Janu karena dalam kondisi cuaca seperti saat ini banyak tanaman cabai milik petani yang terkena hama seperti patek dan fusarium.

Bahkan ada petani yang sampai mengalami gagal panen.

Meski harga menjadi Rp 60.000 per kilogram lanjut Janu petani tidak mendapatkan untung, sebab biaya perawatan yang dikeluarkan petani juga mengalami peningkatan dari biasanya.

 

Petani harus mengeluarkan biaya ekstra untuk menangani hama cabai.

"Jadi biaya pemeliharaanya itu kalau seperti ini meningkat 30 persen sampai 40 persen," ungkapnya.

 

Sementara hasil panen petani yang biasanya mencapai 70 kilogram saat ini menurun drastis karena serangan hama. Di kondisi saat ini hanya panen sekitar 20 kilogram.

"Di saat seperti ini paling 15 -20 (kilogram) gitu karena banyak Pateknya jadi harga segitu itu petani juga ngepres bahkan ada yang merugi," tegasnya.

Sementara itu, Awan salah satu petani cabai di daerah Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman mengaku tidak panen karena tanamanya banyak yang rusak.

"Harga tinggi, tetapi saya tidak panen," ucap Awan.

 

Awan mengungkapkan menanam cabai dilahan seluas sekitar 1.600 meter.

Kondisi cuaca saat ini, selain serangan Patek, tanaman cabai miliknya banyak yang layu karena busuk akar.

"Banyak yang layu karena busuk akar yang disebabkan oleh jamur maupun bakteri. Busuk akar menyerang cabai segala umur yang tua maupun produktif," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Basarnas Sebut Jasad di Bantul merupakan Warga Kota Yogyakarta yang Hilang di Kali Code

Basarnas Sebut Jasad di Bantul merupakan Warga Kota Yogyakarta yang Hilang di Kali Code

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Lebat

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Petir

Yogyakarta
Kekurangan pegawai, Pemkab Sleman akan Buka Lowongan CPNS dan PPPK

Kekurangan pegawai, Pemkab Sleman akan Buka Lowongan CPNS dan PPPK

Yogyakarta
Telaga Jonge di Yogyakarta: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Telaga Jonge di Yogyakarta: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Yogyakarta
2 Balon Udara Kembali Mendarat di Gunungkidul

2 Balon Udara Kembali Mendarat di Gunungkidul

Yogyakarta
Saat Listrik di Gunungkidul Padam akibat Balon Udara Liar..

Saat Listrik di Gunungkidul Padam akibat Balon Udara Liar..

Yogyakarta
Ratusan Wisatawan di Malioboro Kena Tegur Jogobaran Selama Libur Lebaran, Mengapa?

Ratusan Wisatawan di Malioboro Kena Tegur Jogobaran Selama Libur Lebaran, Mengapa?

Yogyakarta
Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas Guguran Sore Ini

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas Guguran Sore Ini

Yogyakarta
Bawa Sajam di Pagi Hari, Pemuda di Yogyakarta Diamankan Polisi

Bawa Sajam di Pagi Hari, Pemuda di Yogyakarta Diamankan Polisi

Yogyakarta
PMI Gunungkidul Tak Bayar THR tapi Berikan Gaji Ke-13, Disnakertrans DIY Rekomendasikan Ini

PMI Gunungkidul Tak Bayar THR tapi Berikan Gaji Ke-13, Disnakertrans DIY Rekomendasikan Ini

Yogyakarta
Penumpang di Bandara YIA Tembus 200.000 Orang Selama Musim Lebaran

Penumpang di Bandara YIA Tembus 200.000 Orang Selama Musim Lebaran

Yogyakarta
Bolos Kerja Usai Libur Lebaran, Seorang ASN Pemkab Sleman Bakal Disanksi Pemotongan TPP

Bolos Kerja Usai Libur Lebaran, Seorang ASN Pemkab Sleman Bakal Disanksi Pemotongan TPP

Yogyakarta
PMI Gunungkidul Tak Berikan THR ke Karyawan, Pengurus Ungkap Alasannya

PMI Gunungkidul Tak Berikan THR ke Karyawan, Pengurus Ungkap Alasannya

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 17 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 17 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Petir

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com