Saat menggelar pameran inilah karyanya sering mendapatkan apresiasi dari pecinta seni glass art. Apresiasi adalah berupa pembelian karya glass dari ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah.
Baca juga: Waspada Modus Pecah Kaca Saat Parkir Mobil
Karyanya tidak hanya dinikmati oleh penikmat seni kaca dari Indonesia saja tetapi juga penikmat seni dari luar negeri. Karyanya ada yang dibeli oleh orang Jepang dan dibawa ke negeri matahari terbit itu.
"Karena saya di wilayah seni saya seringnya lewat pameran diapresiasi, ada yang dibawa pulang ke Jepang. Kalau lewat media sosial belum terlalu banyak, kalau aksesoris ratusan ribu bisa sampai jutaan karya seni ya macam-macam ada yang pernah diapresiasi kolektor puluhan juta pernah," kata dia.
Perkembangan seni kaca di Indonesia masih tertinggal dari luar negeri karena di luar sudah ada pemasok bahan dasar glass art seniman tinggal memilih jenis hingga warnanya.
"Kalau harus impor ya males banget. Kaca itu sebetulnya macam-macam," katanya.
Dalam membuat karya kaca ada kendala yang dihadapi karena setiap kaca berbeda-beda coefficient of expansion (COE), yakni tingkat sejauh mana kaca itu memuai dan menyusut.
"Jadi, nggak semua kaca itu COEnya sama. Kadang kaca warna merah COEnya berbeda titik lebur ya beda kalau terlalu panas gosong sehingga warna berubah." kata dia.
Karya-karya buatannya banyak yang menggunakan warna kaca berbeda-beda hingga membuat heran seniman-seniman yang ada di dalam negeri maupun luar negeri.
"Banyak yang tanya-tanya, sudah 10 tahun jadi saya hafal mana yang cocok dan tidak," kata dia.
Ke depan, ia berencana membuat pameran di Turki pada Oktober mendatang. Dia berharap rencana pameran itu jadi diselenggarakan. Selain membuat pameran ia juga ingin mencuri ilmu glass art dari Turki.
"Di Turki itu masih ada yang pakai metode tradisional kalau disini ada yang pakai gas metana, gas LPG, di sana melelehkan kaca ada yang masih pakai kayu bakar. Jadi, ingin lihat langsung," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.