Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapan Gus Miftah soal Pergelaran Wayang Kulit yang Viral

Kompas.com - 23/02/2022, 14:27 WIB
Wijaya Kusuma,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji, Miftah Maulana Habiburrahman atau lebih dikenal Gus Miftah, angkat bicara terkait pergelaran wayang kulit yang kemudian menjadi viral di media sosial.

Pergelaran wayang kulit tersebut digelar di Ponpes Ora Aji pada Jumat 18 Februari 2022.

Di dalam pergelaran tersebut, Dalang Ki Warseno Slenk menghadirkan satu tokoh wayang mengenakan peci dan berjenggot.

Tokoh wayang yang dihadirkan tersebut dinilai mirip dengan Ustaz Khalid Basalamah.

Baca juga: Khalid Basalamah Dilaporkan ke Bareskrim Terkait Ujaran Kebencian dan Diskriminasi

Di dalam satu adegan, tokoh wayang yang mengenakan peci dan berjenggot tersebut dihajar oleh tokoh-tokoh wayang lainnya.

Adegan dalam pergelaran wayang itu kemudian viral di media sosial dan menuai reaksi.

Pergelaran tersebut kemudian dikaitkan dengan pernyataan Ustaz Khalid Basalamah tentang wayang.

Gus Miftah mengatakan, pihaknya sudah lama menggelar pementasan wayang kulit.

"Yang pertama bahwa saya itu nanggap wayang dari tahun 2012," ujar Gus Miftah, Rabu (23/2/2022).

Gus Miftah menyampaikan, Pondok Pesantren Ora Aji memang rutin menggelar pementasan wayang kulit.

Namun, karena pendemi Covid-19, pementasan wayang yang rutin digelar di Pondok Pesantren Ora Aji sempat berhenti.

 

Sehingga, jika pergelaran wayang kulit pada 18 Februari 2022 kemudian dinilai merupakan reaksi dari sebuah peristiwa yang terjadi, menurut Gus Miftah, itu kurang tepat.

"Jadi, kalau dimaknai pentas wayang itu merupakan reaksi atau respons dari apa yang terjadi hari ini saya pikir kurang pas," ungkap dia.

Gus Miftah mengatakan, selama ini, dirinya memang peduli dengan kegiatan seni dan budaya.

Pergelaran wayang kulit di Ponpes Ora Aji kemarin merupakan permintaan dari teman-teman seniman.

Baca juga: Diduga Hina Gus Miftah di Medsos, Pria Asal Trenggalek Ditangkap Polisi

"Pentas terakhir yang kemarin kami lakukan itu karena permintaan teman-teman seniman untuk bisa urun rembug di pondok saya. Yang kebetulan saya memang begitu care dengan soal seni dan budaya, karena ada permintaan itu ya sebisa mungkin saya bantu," ujar dia.

Gus Miftah menegaskan, tidak ada intervensi terkait dengan lakon, konten, dan atraksi yang dibawakan dalam pergelaran wayang kulit tersebut.

Artinya, lakon dan atraksi yang dibawakan dalam pergelaran wayang kulit tersebut sepenuhnya menjadi ranah dari dalang itu sendiri.

"Jadi, isinya tentang apa itu kami hanya dikasih lakonnya saja, tetapi pertunjukannya seperti apa itu ya urusan dalang, bukan urusan saya dan saya tidak bisa intervensi itu. Itu sudah merupakan kebiasaan bahwa atraksi panggung atau atraksi dalam pertunjukan wayang itu urusan dalang," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Ratusan Hewan di Gunungkidul Divaksinasi Antraks

Ratusan Hewan di Gunungkidul Divaksinasi Antraks

Yogyakarta
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jawa Tengah, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jawa Tengah, 29 Maret 2024

Yogyakarta
Yogyakarta Peringkat Empat Tujuan Mudik Lebaran, Polda DIY Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

Yogyakarta Peringkat Empat Tujuan Mudik Lebaran, Polda DIY Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

Yogyakarta
Kantor Disnakertrans DIY Digeruduk Massa, Didesak soal Penerbitan SE Gubernur untuk THR bagi Ojol dan PRT

Kantor Disnakertrans DIY Digeruduk Massa, Didesak soal Penerbitan SE Gubernur untuk THR bagi Ojol dan PRT

Yogyakarta
Saat Ganjar Pranowo Resmi Ber-KTP Sleman...

Saat Ganjar Pranowo Resmi Ber-KTP Sleman...

Yogyakarta
Jelang Lebaran, Polres Gunungkidul Siapkan Satgas Ganjal Ban

Jelang Lebaran, Polres Gunungkidul Siapkan Satgas Ganjal Ban

Yogyakarta
Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Yogyakarta
Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Yogyakarta
Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, 'Ngeyel' Bakal Dicopot

Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, "Ngeyel" Bakal Dicopot

Yogyakarta
Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Yogyakarta
Puluhan Lurah di Kulon Progo Bingung Isi LHKPN

Puluhan Lurah di Kulon Progo Bingung Isi LHKPN

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com