KOMPAS.com - Tari Serimpi merupakan tarian tradisional dari wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta yang sudah berkembang sejak ratusan tahun silam.
Tarian ini dikenal dengan pola gerakan yang lembut, seakan menggambarkan karakter wanita Jawa yang lemah lembut.
Dalam satu keterangan disebutkan, Tari Serimpi pada zaman dahulu menjadi media untuk perlawahan terhadap penjajahan.
Selain itu, tarian ini juga cukup sakral, karena hanya ditampilkan di lingkungan istana Keraton Mataram Islam saja.
Baca juga: Tari Topeng Kemindu, Tarian Tradisional Khas Kutai Kartanegara
Tari Serimpi berasal dari Kerajaan Mataram Islam, tepatnya pada masa Sultan Agung Hanyakrakusuma.
Sultan Agung ini dikenal sebagai raja arif bijaksana yang berhasil membawa Mataram Islam pada puncak kejayaan.
Di masa Sultan Agung pula Mataram melakukan upaya penyerangan dan pengusiran VOC di Batavia sebanyak dua kali.
Salah satu tolok ukur kejayaan sebuah kerajaan di masa lalu adalah berkembangnya seni budaya.
Pada masa Sultan Agung inilah Tari Serimpi mulai berkembang meski secara eksklusif di lingkungan internal keraton saja.
Tari Serimpi dahulu dipentaskan untuk acara-acara sakral seperti upcara kerajaan atau peringatan kenaikan tahta sultan saja.
Sejarah Tari Serimpi tidak lepas dari kondisi politik Mataram itu sendiri. Termasuk saat kerajaan itu harus dibagi menjadi dua yaitu Surakarta dan Yogyakarta.
Dengan pembagian kekuasaan itu, Tari Serimpi juga mengalami perkembangan yang berbeda secara gerakan, meskipun inti gerakan tetap sama.
Saat ini, Tari Serimpi masih dikembangkan di empat kerajaan eks Mataram Islam, yaitu Surakarta, Yogyakarta, Mangkunegaran, dan Pakualaman.
Secara umum Tari Serimpi dibagi dalam dua jenis, yaitu gaya Surakarta dan gaya Yogyakarta.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.