YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebut ketersediaan minyak goreng menipis karena banyak warga yang makukan panic buying.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Yanto Apriyanto mengatakan, di Yogyakarta, harga minyak goreng di toko modern sudah sesuai dengan harga eceran tertinggi.
Untuk minyak goreng curah harganya Rp 11.500, kemasan sederhana Rp 13.500 dan premium Rp 14.500.
"Ketersediannya karena kondisi panic buying, seberapapun disuplai, konternya diserbu terus masyarakat. Kondisinya panic buying keterangan dari distributor pemasokan harusnya sudah cukup," kata Yanto, saat dihubungi, Senin (21/2/2022).
Baca juga: Minyak Goreng Masih Mahal, Sultan Minta Tindak Tegas jika Ada Penimbun
Ia mencontohkan, di pasar tradisional, saat penjual dipasok sebanyak 2 karton, maka penjual akan meminta lagi 2 minggu kemudian saat keadaan normal.
Saat kondisi panic buying, minyak yang dipasok hanya bertahan selama 15 menit saja.
"Sekarang enggak sampai 15 menit barang sudah habis. Kondisinya masyarakat panic buying," lanjut dia.
Hal ini diperparah dengan munculnya spekulan-spekulan yang mencoba memgambil keuntungan dengan langkanya minyak goreng di masyarakat.
"Ada juga spekulan-spekulan yang ambil keuntungan dalam posisi kelangkaan ini," ungkap dia.
Disinggung soal kemungkinan menggelar operasi pasar, dia menyebut saat ini belum bisa dilakukan karena masih diperlukan koordinasi dengan kementerian terkait.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.