YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pasca-kecelakaan di Bukit Bego, Jalan Imogiri-Dlingo 6 Feberuari 2022 lalu, pengunjung di sejumlah obyek wisata di Kawasan Hutan Pinus, Kalurahan Mangunan, Dlingo, Bantul, turun cukup drastis.
Ketua Koperasi Notowono, yang mengelola sejumlah objek wisata di Dlingo, Purwo Harsono mengatakan pihaknya sudah mengevaluasi jumlah pengunjung antara sebelum dan setelah insiden kecelakaan yang menewaskan 14 orang.
Adapun data yang didapatkan, pada 31 Januari 2021 hingga 6 Februari 2022, jumlah pengunjung mencapai 34.137 orang, dengan menggunakan bus 481 unit, Elf 190 unit, mobil 1.732 unit, dan sepeda motor sebanyak 3.880 unit.
Baca juga: Korban Kecelakaan Bus di Bukit Bego Bantul Jadi 14 Orang, Sopir Ditetapkan sebagai Tersangka
Sedangkan kunjungan 7 Februari hingga 13 Februari 2022 turun mencapai 20.603 orang. Rinciannya dengan menggunakan bus 317 unit, Elf 317 unit, mobil 1.080 unit dan sepeda motor 2.244 unit.
Sehingga kedatangan menggunakan bus turun 34,10 persen, yang pakai Elf turun 35,79 persen, dan pengendara sepeda motor turun 42,16 persen, serta wisatawa bermobil turun 37,64 persen.
"Ada penurunan wisatawan yang ke Dlingo sebanyak 39,65 persen," kata Ipung, panggilan akrab Purwo saat dihubungi wartawan, Jumat (18/2/2022)
Selain itu ada pembatalan kunjungan menggunakan bus sebanyak 26 unit, setelah adanya kecelakaan di kawasan Bukit Bego.
Ke depan, Ipung berharap kondisi kembali normal dan pengunjung wisata bisa pulih, karena beberapa tahun terakhir kondisinya terpuruk akibat pandemi.
Sebelumnya, Kapolres Bantul AKBP Ihsan menyebut pihaknya masih melakukan langkah koordinasi karena status jalan tersebut jalan provinsi sehingga bukan hanya ranah polisi.
Baca juga: Cerita KNKT dan Dishub Bantul Simulasi Turunan Bukit Bego
Pihaknya juga menindaklanjuti rekomendasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), salah satunya memperbanyak edukasi, dan imbauan yang sifatnya statis seperti banner di lokasi tersebut.
"Edukasi kami masifkan terkait bagaimana mengemudikan kendaraan di jalan menurun. Dam dari Dishub akan memperbanyak rambu-rambu," kata Ihsan di Mapolres Bantul, Rabu (16/2/2022).
Disinggung mengenai larangan bus melintas di jalur Imogiri-Dlingo, belum ada kesepakatan bersama.
Hanya saja, Ihsan menyebut itu dari hasil evaluasi, kendaraan bermotor yang mau ke Mangunan lewatnya dari Imogiri, yang lebih safety naik dari Imogiri, bus besar naik dari Imogiri, dan turun melalui Patuk. Namun hal itu diperlukan kesepakatan bersama.
Polisi merencanakan akan membuat check point untuk memeriksa kelayakan kendaraan sebelum masuk di jalur Imogiri-Dlingo.
"Dan akan kami buat check point, itu semacam pos. Jadi sebelum naik ke atas dilakukan pengecekan kelaikan, kalau tidak aman atau laik akan kami suruh putar balik," kata Ihsan.
Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo menyampaikan, untuk jalan Imogiri-Dlingo sudah dilebarkan dan layak untuk bus pariwisata besar.
Jika Bus Pariwisata dari Patuk maka kemungkinan akan jarang masuk ke Pantai Bantul, karena selama ini wisata ke Mangunan pagi, dan sorenya ke pantai Selatan Bantul.
"Tetapi semestinya ada solusi, karena jalan itu sengaja dilebarkan agar layak untuk kendaraan naik turun. Ketika dilebarkan tidak boleh turun kan berarti kan ada yang salah dengan perencanaan jalan itu," kata Kwintarto.
Kwintarto menyebut jika harus menggukan Shuttle bus maka akan menambah biaya ke wisatawan sehingga dinilai kurang efektiif.
Pihaknya mendukung keberadaan check point, dan bisa di terminal Imogiri.
"Sebenarnya, kita berharap bahwa nanti di Imogiri, semua bus yang akan naik ke Imogiri kalau berkenan nanti lewat terminal di Imogiri. Kalau memang bisa diatur diharuskan bahwa bus wajib berhenti di sana," kata Kwintarto.
Selama berhenti akan diberikan edukasi, dan memberikan gambaran medan yang akan dilalui.
"Kalau naik cek kondisi kendaraan dan memberi gambaran medan. Nanti teknisnya bisa ada video atau tampilan yang bisa dilihat sopir," kata Kwintarto.
Juga memastikan kendaraan yang tidak layak tidak boleh melintas jalur Imogiri-Dlingo menjadi tugas yang sangat penting.
"Saya kira kalau saya lebih menekankan bagaimana jalan itu bisa difungsikan baik itu naik maupun turun. Sedangkan masalah alat transportasi atau pengemudi harus diedukasi perlu strategi," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.