KOMPAS.com - Keris merupakan salah satu senjata tradisional khas Indonesia yang juga menjadi identitas kebudayaan bangsa.
Upaya pelestarian terhadap keris ini terus diupayakan, baik oleh para kolektornya maupun oleh pemerintah dengan mendirikan museum khusus keris.
Salah satu museum khusus keris ini ada di Kota Solo atau Surakarta dengan nama Museum Keris Nusantara.
Museum Keris Nusantara dibangun sejak tahun 2013, dan resmi dibuka untuk umum pada tanggal 9 Agustus 2017.
Lokasi Museum Keris Nusantara ada di eks bangunan Rumah Sakit Jiwa Mangunjaya, dan direncanakan menyatu dengan Kawasan Sriwedari.
Lokasi tepatnya ada di Jalan Bhayangkara No.2, Sriwedari, Kec. Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah.
Pembangunan Museum Keris Nusantara ini tidak lepas dari keris itu sendiri sebagai senjata tradisional dan identitas budaya Indonesia.
Keris yang merupakan senjata tikam jenis belati ini sudah digunakan oleh masyarakat Nusantara sejak masa lalu.
Diperkirakan keris sudah digunakan sejak masa kejayaan kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Nusantara.
Keris sendiri diyakini berasal dari ungkapan bahasa Jawa yang menggambarkan bentuk senjata ini, yaitu:
“Mlungker-mlungker kang isa ngiris”, atau berliku-liku namun bisa dipakai mengiris atau membelah.
Benar saja, keris merupakan senjata yang memiliki ciri khas bentuknya yang ber-luk atau berliku. Meskipun ada pula keris yang tidak berliku.
Adapun bangunan Museum Keris Nusantara ini berbentuk trapesium yang memiliki 4 lantai.
Di dalamnya terdapat ratusan koleksi pusaka, mulai keris, tombak, dan sebagainya lengkap dengan informasi-informasi yang bermanfaat.
Keris-keris koleksi itu juga beragam dari segi usianya. Ada yang sudah berusia ratusan tahun, namun juga ada keris baru.
Selain keris, ada pula 38 tombak dan benda-benda pusaka bersejarah lainnya di museum ini.
Namun demikian, pengunjung hanya bisa menyaksikan 233 keris dan tombak sebagai pajangan.
Sisanya disimpan oleh pengelola dan akan dipajang secara bergiliran setiap bulannya.
Museum Keris Nusantara memiliki empat lantai. Lantai pertama disebut wedaring wacana.
Pengunjung diminta mengisi daftar tamu dan akan mendapatkan papan informasi tentang persebaran senjata di dunia.
Lantai dua disebut purwaning wacana. Di lantai ini pengunjung akan mendapat segala informasi tentang keris.
Di lantai dua ini juga terdapat beberapa keris bersejarah yang dipajang, lengkap dengan informasi mengenai jenis, tangguh, dhapur, pamor, pendhok, ukiran, warangka, mendak, hingga asal koleksi.
Sedangkan lantai tiga disebut Cipta Adiluhung. Di sini pengunjung akan menyaksikan diorama proses pembuatan keris pada masa Candi Borobudur dan Candi Sukuh.
Selain itu juga ada gambaran rangkaian sesaji pembuatan keris di masa lalu oleh para empu.
Sementara di lantai empat digunakan sebagai tempat penyimpanan artefak keris.
Di lantai empat ini pengunjung juga dapat melihat keris Presiden Jokowi bernama Keris Kiai Tengara, yang diberikan sebagai simbol peresmian Museum Keris Nusantara.
Jam buka Museum keris Nusantara berbeda di masing-masing hari. Pada hari Selasa-Kamis, museum ini buka dari pukul 08.30-15.00 WIB.
Sementara hari Jumat museum buka dari pukul 08.30-11.30 WIB. Sedangkan Sabtu-Minggu, museum buka pukul 08.30-15.00 WIB.
Harga tiket masuk Museum Keris Nusantara cukup terjangkau, yaitu:
Kategori | Hari Biasa | Hari Libur |
Umum | Rp 7.500 | Rp 10.000 |
Mahasiswa | Rp 5.000 | Rp 7.500 |
Pelajar ber-KIA | Rp 4.000 | Rp 5.000 |
Rombongan Umum min. 50 Orang |
Rp 5.000 | Rp 7.500 |
Rombongan Pelajar min. 50 Orang | Rp 4.000 | Rp 5.000 |
Wisatawan Asing | Rp 15.000 | Rp 20.000 |
Sumber: Instagram @Museumkerisnusantara; Kemenparekraf.go.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.