"Sebenarnya kemarin tidak boleh ikut, karena anaknya itu suka mabuk kalau masuk (naik bus), orangtua saya juga tidak bolehkah karena yang berangkat tiga orang dan cuma dapat kursi 2 saja. Saya kasihan," jelasnya.
Baca juga: Duka Mulyadi, 7 Anggota Keluarganya Jadi Korban Kecelakaan Maut di Imogiri Bantul
Pada akhirnya, Tulus berusaha mengikhlaskan dan memanjatkan doa untuk mendiang putranya dan keluarga.
"Cuma bisa ikhlas dan berdoa, karena keluarga saya hilang (meninggal dunia) totalnya empat itu nenek saya, bapak saya, ibu saya, dan anak saya," ungkapnya.
Camat Polokarto Heri Mulyadi menuturkan, keenam jenazah yang dimakamkan dalam satu liang lahad berasal dari dua keluarga yang berbeda.
"Kesepakatan keluarga (pemakaman dalam satu liang lahad). Enam orang itu dari dua keluarga. Hari ini ada pemakaman, tadi malam sudah berdoa bersama di masing-masing rumah dukuh sejak malam,” terangnya.
Tokoh masyarakat Desa Mranggen, Suraji, menambahkan, para korban kecelakaan dikebumikan dalam satu liang untuk mempermudah proses pemakaman.
Baca juga: Kecelakaan Bus di Bantul, Saat Wisata Berubah Duka, 13 Orang Tewas
"Dalam satu liang lahad untuk mempermudah proses pemakaman. Insya Allah keluarga semua sudah setuju, melihat situasi kodisi semua ini," imbuhnya.
Sebelum dimakamkan, enam korban kecelakaan bus di Bantul ini dishalatkan di Masjid Al Gazali Nurul Falah, Dukuh Kedungrejo.
Prosesi pemakaman berlangsung pada Senin (7/2/2022) sekitar pukul 09.15 WIB.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Solo, Fristin Intan Sulistyowati | Editor: Robertus Belarminus, Teuku Muhammad Valdy Arief)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.