YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Hastin Astuti (42) warga Kalurahan Ngawu, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, punya kesibukan lain dalam beberapa pekan terakhir.
Setiap pagi Hastin dan suaminya mencari minyak goreng dengan harga murah di sejumlah minimarket yang ada di Gunungkidul.
Tak jarang dia pulang dengan tangan kosong karena sudah kehabisan stok, karena antusiasnya warga berburu minyak goreng seharga Rp 14.000 per liter.
Baca juga: Harga Diturunkan, Minyak Goreng Malah Menghilang dari Pasar di Sulsel
Hastin mencari minyak goreng ini bukan untuk dijual kembali, tapi digunakan untuk menggoreng makanan kecil yang dijualnya sejak beberapa tahun terakhir.
"Setiap hari harus mencari info dari getok tular (mulut ke mulut) disana ada minyak goreng murah ya ke sana. Kadang dapat kadang ya tidak," kata Hastin kepada Kompas.com, Jumat (28/1/2022).
Menurut dia, harga dipasaran minyak goreng per 2 liternya masih cukup tinggi yakni Rp 38.000 sampai Rp 39.000.
"Selisih harganya cukup lumayan, Rp 10.000 perdua liter, bisa menambah keuntungan usaha kecil seperti ini," kata dia.
Setiap malam dia membutuhkan dua liter minyak untuk menggoreng makanan kecil yang akan dijual ke lapak pedagang.
Baca juga: Operasi Pasar Minyak Goreng Rp 14.000 di Pamekasan, Satu Jam Ludes Diserbu Warga
Usaha ini dirintis sejak awal pandemi lalu bersama suaminya, Nur Widayanto. Salah satu bahan utama adalah minyak goreng.
"Mau menaikkan harga juga kondisinya seperti ini, mau mengurangi ukuran nanti malah ditinggal pelanggan. Ya lebih baik mengurangi keuntungan tetapi usaha tetap jalan," kata Hastin.