Irene menambahkan dari 4 sampel yanh diambil juga telah selesai dalam proses tracing dan tidak ditemukan lagi perkembangan kasusnya. Keempat sampel dikirim dari Kabupaten Gunungkidul.
"Ya betul (dari Gunungkidul). Dalam kondisi seperti ini kita punya alat untuk memeriksa ya pasti akan ketemu kasus. Kasus kan sekarang sudah ada di mana-mana," katanya.
Lebih lanjut Irene menjelaskan SGTF seperti mesin yang digunakan PCR tetapi reagen yanh digunakan adalah reagen SGTF. Reagen SGTF sendiri khusus mendeteksi adanya Omicron tetapi dari PCR hanya bisa mendiagnosa Omicron.
"Yang Omicronya langsung kita bisa pastikan dengan Genome Sequencing yang juga bisa dilakukan di sini," kata dia.
Baca juga: Remaja di Lamongan yang Positif Varian Omicron Sembuh, Dinkes: Sudah Dipulangkan dari RS
Menurut Irene di Yogyakarta sudah siap untuk memeriksa sampel yanh diduga Omicron dengan dua metode baik itu SGTF maupun WGS tidak perlu dikirim ke daerah lain.
Dia menambahkan, yang terpenting dari sampel yang sudah dinyatakan probable Omicron melalui PCR SGTF pasien sudah ditangani dengan cara Omicron.
Walaupin banyak dari pasien Omicron tidak bergejala dia mengimbau masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan.
"Kan kita bisa lihat di media di mana-mana ringan (gejalanya) dan bahkan diisolasi di rumah saja kecuali komorbid kaya Ashanty," beber dia.
Disinggung apakah ada sampel baru yang ditest dia menyampaikan bahwa hingga sekarang belum ada kiriman sampel baru. Mengingat dalam pengiriman sampel untuk diperiksa Omicron atau tidak harus memenuhi kriteria tertentu.
"Kalau sampel masuk dan CT tertentu rendah kita langsung SGTF jadi dari sampel yang masuk yang CT rendah langsung melanjutkan periksaan SGTF," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.