Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Dosen UGM soal Rencana Ekspor 1.500 Monyet Ekor Panjang untuk Keperluan Biomedis

Kompas.com - 24/01/2022, 06:00 WIB
Wijaya Kusuma,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 1.500 ekor monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diusulkan untuk diekspor.

Monyet ekor panjang ini diekspor untuk keperluan biomedis.

Pakar satwa liar Universitas Gadjah Mada (UGM) Wisnu Nurcahyo mengatakan, usulan ekspor 1.500 monyet ekor panjang untuk keperluan biomedis tidak akan merusak ekosistem.

"Kalau se-DIY ya enggak, itu se-DIY kok. Yang di Bantul, Gunungkidul, yang di Sleman di Merapi masih banyak, jadi mungkin 1.500 itu hitunganya dari berbagai lokasi," ujar pakar satwa liar Universitas Gadjah Mada (UGM) Wisnu Nurcahyo saat dihubungi Kompas.com, Rabu (19/1/2022).

Baca juga: Sebanyak 1.500 Monyet Ekor Panjang Diusulkan Diekspor Untuk Kepentingan Biomedis

Wisnu menyampaikan, pertambahan populasi monyet ekor panjang termasuk cepat, sehingga tidak akan merusak populasi yang ada di habitatnya.

"Tidak. Itu kan cepat sekali, nanti ketika setelah diambil, nanti dua tiga tahun akan kembali lagi dia akan tambah lagi. Kita ketahui kan kawinnya sehari bisa berkali-lali dengan betina yang beda-beda," ungkapnya.

Habitat monyet ekor panjang di DIY ada di Gunungkidul, Bantul, Kulonprogo, dan Sleman.

Wisnu melihat, saat ini jumlah monyet ekor panjang yang ada di beberapa wilayah di DIY sudah melebihi populasi.

Baca juga: 40 Monyet Ekor Panjang dan 4 Ular Piton Dilepasliarkan di Pulau Nusabarong

Wisnu menuturkanm beberapa tahun belakangan ini, beberapa daerah di DIY semakin banyak peristiwa monyet ekor panjang yang masuk ke area pertanian ataupun permukiman penduduk.

"Sekarang mulai mengganas tidak hanya musim kemarau, tetapi musim hujan pun kasus di daerah Nglanggeran, kemudian Imogiri di berbagai tempat itu," ucapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Pindah ke Sleman, Sering Lari Pagi dan Bersepeda

Ganjar Pindah ke Sleman, Sering Lari Pagi dan Bersepeda

Yogyakarta
Hilang di Sungai Oya Gunungkidul, Siswa SD Dicari Menggunakan Drone

Hilang di Sungai Oya Gunungkidul, Siswa SD Dicari Menggunakan Drone

Yogyakarta
30 Kilogram Bahan Petasan di Bantul Disita, 3 Orang Ditangkap

30 Kilogram Bahan Petasan di Bantul Disita, 3 Orang Ditangkap

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Ratusan Hewan di Gunungkidul Divaksinasi Antraks

Ratusan Hewan di Gunungkidul Divaksinasi Antraks

Yogyakarta
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jawa Tengah, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jawa Tengah, 29 Maret 2024

Yogyakarta
Yogyakarta Peringkat Empat Tujuan Mudik Lebaran, Polda DIY Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

Yogyakarta Peringkat Empat Tujuan Mudik Lebaran, Polda DIY Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

Yogyakarta
Kantor Disnakertrans DIY Digeruduk Massa, Didesak soal Penerbitan SE Gubernur untuk THR bagi Ojol dan PRT

Kantor Disnakertrans DIY Digeruduk Massa, Didesak soal Penerbitan SE Gubernur untuk THR bagi Ojol dan PRT

Yogyakarta
Saat Ganjar Pranowo Resmi Ber-KTP Sleman...

Saat Ganjar Pranowo Resmi Ber-KTP Sleman...

Yogyakarta
Jelang Lebaran, Polres Gunungkidul Siapkan Satgas Ganjal Ban

Jelang Lebaran, Polres Gunungkidul Siapkan Satgas Ganjal Ban

Yogyakarta
Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Yogyakarta
Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Yogyakarta
Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, 'Ngeyel' Bakal Dicopot

Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, "Ngeyel" Bakal Dicopot

Yogyakarta
Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com