Beberapa ahli menyebutkan, pemindahan ke Jawa Timur ini disebabkan oleh bencana alam yaitu meletusnya Gunung Merapi.
Selain itu ada pula yang meyakini pemindahan ibu kota karena alasan politik dan keamanan.
Baca juga: Toleransi Beragama di Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Kahuripan didirikan oleh Raja Airlangga setelah keruntuhan Kerajaan Medang.
Di akhir masa Kerajaan Medang terjadi peperangan besar melawan Raja Wurawuri dari Lwaram yang merupakan sekutu Kerajaan Sriwijaya.
Saat itu Kerajaan Medang dipimpin oleh Raja Dharmawangsa Teguh. Raja ini turut terbunuh dalam serangan Raja Wuraruri.
Airlangga sendiri merupakan keponakan sekaligus menantu Dharmawangsa Teguh. Dia berhasil menyelamatkan diri.
Tiga tahun kemudian Airlangga dinobatkan menjadi raja dengan gelar Sri Maharaja Rakai Halu Sri Dharmawangsa Airlangga Anantawikramatunggadewa.
Kerajaan baru ini berlokasi di Watan yang menjadi reruntuhan Kerajaan Medan. Watan diyakini berada di sekitar Madiun.
Pada tahun 1032, Raja Airlangga memindahkan pusat kerajaan ke daerah Kahuripan, sehingga dikenal dengan Kerajaan Kahuripan.
Diduga wilayah Kahuripan ini sekarang masuk daerah Sidoarjo atau Surabaya.
Dalam perkembangannya, Raja Airlangga menghancurkan kerajaan-kerajaan yang bersekongkol dengan Wurawuri saat menghancurkan Medang dulu.
Setelah itu, Raja Airlangga memindahkan kembali ibu kota kerajaan ke Daha, yang dipercaya sebagai Kediri saat ini.
Baca juga: Wisnuwardhana, Penguasa Singasari yang Menurunkan Raja-raja Majapahit
Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya pada tahun 1293, dan bergelar Sri Kertarajasa Jayawardhana.