Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuki Siklus 6 Tahunan, Kasus Demam Berdarah di Kulon Progo Meningkat

Kompas.com - 19/01/2022, 06:07 WIB
Dani Julius Zebua,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

 

Dinkes Kulon Progo pun bersiap menghadapi siklus enam tahunan tersebut.

Tanda kenaikan sebenarnya sudah tampak dalam tiga tahun belakangan, yakni sebanyak 194 kasus DBD di 2019, 316 kasus DBD di 2020 dan 213 kasus di 2021.

Sementara tahun 2022 ini, yang memasuki Minggu ketiga, sudah terjadi 39 kasus DBD menjalani perawatan sepanjang 1-18 Januari 2022. Tidak ada kematian di tahun ini.

Baca juga: Jumlah Kasus dari Klaster di Kulon Progo Bertambah, 14 Orang Positif Covid-19

Rina mengungkapkan, waspada semakin ditingkatkan karena siklus enam tahunan ini berlangsung di tengah wabah Covid-19.

Pada banyak kasus, perkembangan Covid-19 turut mempengaruhi keputusan warga untuk berobat, terutama pada sakit dengan gejala demam.

“Kita harus cepat ingatkan ke masyarakat, karena takut Covid malah terlambat penanganannya di masyarakat,” kata Rina.

Pemerintah memprioritaskan penanganan untuk  mengantisipasi adanya kasus kematian.

Hal ini mengingat kasus kematian muncul dalam dua tahun terakhir, yakni 3 kematian kasus demam berdarah di 2020 dan enam kasus di 2021.

Kawasan padat pemukiman juga menjadi perhatian. Hal ini karen penyebaran kasus DB dari waktu ke waktu terbanyak masih di Kapanewon Wates, Nanggulan, dan Sentolo. Ketiga kecamatan itu merupakan kawasan dengan pemukiman terpadat.

Baca juga: Anak Berusia 7 Tahun di Tulungagung Meninggal akibat Demam Berdarah

Nyamuk Aedes aegypti punya kemampuan terbang dalam radius 200 meter. Hal itu berpengaruh pada kawasan padat penduduk.

“(Penularan masif) lebih pada kepadatan penduduk. Nyamuk beredar paling jauh 200 meter. Kalau di (Kapanewon) Samigaluh cuma ketemu 2 rumah, di Wates bisa 100 rumah,” kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kulon Progo, Eko Damayanti.

Ia mengungkapkan, pemerintah telah menyiapkan tujuh rumah sakit swasta dan dua milik pemerintah dalam kasus ini.

Pemerintah juga mendorong aktifnya kembali program juru pemantau jentik atau jumantik di masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hari Pertama Kerja, Bupati Gunungkidul Ajak ASN Olahraga dan Pantau ASN yang Bolos

Hari Pertama Kerja, Bupati Gunungkidul Ajak ASN Olahraga dan Pantau ASN yang Bolos

Yogyakarta
Sri Sultan Gelar 'Open House', Masyarakat Antre sejak Pagi

Sri Sultan Gelar "Open House", Masyarakat Antre sejak Pagi

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 16 April 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 16 April 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Konsumsi Miras 2 Botol, Pria 47 Tahun Ditemukan Tewas di Hotel Gunungkidul

Konsumsi Miras 2 Botol, Pria 47 Tahun Ditemukan Tewas di Hotel Gunungkidul

Yogyakarta
Dishub Kota Yogyakarta Prediksi Jalanan Kembali Normal Minggu Depan

Dishub Kota Yogyakarta Prediksi Jalanan Kembali Normal Minggu Depan

Yogyakarta
Arus Balik di Terminal Jombor Sleman, Didominasi Penumpang Tujuan Jabodetabek

Arus Balik di Terminal Jombor Sleman, Didominasi Penumpang Tujuan Jabodetabek

Yogyakarta
Puncak Arus Balik, 17.000 Penumpang Diprediksi Mengakses Bandara YIA Hari ini

Puncak Arus Balik, 17.000 Penumpang Diprediksi Mengakses Bandara YIA Hari ini

Yogyakarta
Kemenhub Klaim Mudik Gratis Kurangi Angka Kecelakaan Lalu Lintas 20 Persen

Kemenhub Klaim Mudik Gratis Kurangi Angka Kecelakaan Lalu Lintas 20 Persen

Yogyakarta
Wisatawan Terseret 'Rip Current' di Pantai Gunungkidul, Diselamatkan Petugas

Wisatawan Terseret "Rip Current" di Pantai Gunungkidul, Diselamatkan Petugas

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Tak Berlakukan WFH Pasca-libur Lebaran

Pemkot Yogyakarta Tak Berlakukan WFH Pasca-libur Lebaran

Yogyakarta
Mayat Wanita Misterius di Sukoharjo, Kondisi Busuk dan Wajah Tertutup Plastik Hitam

Mayat Wanita Misterius di Sukoharjo, Kondisi Busuk dan Wajah Tertutup Plastik Hitam

Yogyakarta
Polisi Masih Mencari Identitas Jasad Pria yang Ditemukan di Sungai Opak Bantul

Polisi Masih Mencari Identitas Jasad Pria yang Ditemukan di Sungai Opak Bantul

Yogyakarta
KAI Daop 6 Yogyakarta Prediksi Arus Balik Menggunakan Kereta hingga 21 April 2024

KAI Daop 6 Yogyakarta Prediksi Arus Balik Menggunakan Kereta hingga 21 April 2024

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 15 April 2024, dan Besok : Siang Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 15 April 2024, dan Besok : Siang Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 15 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 15 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com