Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Padukuhan Bernama Janganmati di Yogyakarta, Selalu Optimistis meski Akses Air, TV, hingga Internet Sulit

Kompas.com - 17/01/2022, 08:12 WIB
Markus Yuwono,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sulitnya sinyal kemungkinan karena padukuhan berada di lembah dikelilingi pegunungan karst.

Untuk internet, dirinya menggunakan modem yang belum lama dibelinya diletakkan di depan rumah menggunakan pipa dan ditutupi kaleng plastik bekas makanan.

Menurut Irna, sinyal yang diperolehnya menggunakan modem terbaru cukup membantu pekerjaanya, mulai rapat online sampai sinyal untuk komunikasi.

"Ya lumayan, saya gonta-ganti provider untuk mendapatkan sinyal," kata dia.

"Itu pun tidak boleh dipindah, karena kalau dipindah sinyalnya hilang," kata Irna.

Bagi warga yang tidak memiliki penangkap sinyal, harus mencari lokasi yang agak tinggi untuk mendapatkan sinyal internet.

"Kalau kita mau mencari informasi apapun melalui gawai itu kita harus ke tempat yang tinggi," kata dia.

Baca juga: Bupati Sleman Resmikan Fasilitas WiFi Gratis di 435 Padukuhan

Selalu kekeringan, dan uniknya pengelolaan air

Di depan rumah Dukuh Irna ada sebuah meteran PDAM, di atasnya ada jadwal aliran air bersih

Itu satu-satunya meteran yang ada di Dusun Janganmati, dan pengelolaannya dilakukan bergilir.

Setiap beberapa kubik air nantinya selang dari kran akan dipindah, ada dua selang yakni sisi timur dan barat padukuhan.

Praktis warga sekitar mengandalkan pasokan dari PDAM, dan air hujan saat musim hujan.

Sebab, tidak ada sumber mata air di sekitar Padukuhan tersebut.

Warga memanfaatkan air hujan yang ditampung melalui bak PAH (Penampungan Air Hujan) yang ada disamping atau di belakang rumah.

Adapun untuk pertanian mereka hanya mengandalkan air hujan, atau ladang tadah hujan. Saat musim kemarau ladang dipakai menanam tanaman pakan ternak, atau dibiarkan begitu saja.

"Di sini setiap musim kemarau ya harus membeli, rumah saya saja 18 tangki selama musim kemarau, dan setiap tangkinya Rp 150.000. Tapi, tergantung jumlah keluarganya," ucap dia.

Baca juga: Hampir Separuh Wilayah di Padukuhan Ini Hilang karena Tol Yogya-Bawen

Listrik masuk pada 2011

Baru 10 tahun terakhir listrik masuk Padukuhan Janganmati, dulu warga hanya mengandalkan listrik yang disambung secara swadaya oleh masyarakat sekitar.

"Dulu itu sampai habis 16 rol kabel untuk menyambung dari Bohol (Kapanewon Rongkop) ke sini. Satu kabel digunakan untuk beberapa warga," ucap warga lainnya, Sumpomo.

Suami dari Irna itu menceritakan, jika ada kabel yang putus di malam hari, warga sekitar bergotong-royong mencari lokasi kabel yang terputus.

"Di sini warganya rukun-rukun, jika ada kesulitan langsung bergerak," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Yogyakarta
Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Yogyakarta
Soal Gugatan 'Snack Lelayu', KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Soal Gugatan "Snack Lelayu", KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Yogyakarta
Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Yogyakarta
Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Yogyakarta
Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Yogyakarta
Partai Ramai-ramai Jaring Bakal Calon Kepala Daerah, Ini Kata Pengamat UGM

Partai Ramai-ramai Jaring Bakal Calon Kepala Daerah, Ini Kata Pengamat UGM

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Selawat Perpisahan Siswa SD Bugel untuk Gedung Sekolah yang Terdampak Pembangunan Jalan

Selawat Perpisahan Siswa SD Bugel untuk Gedung Sekolah yang Terdampak Pembangunan Jalan

Yogyakarta
PDI-P Kulon Progo Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Pekan Depan

PDI-P Kulon Progo Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Pekan Depan

Yogyakarta
5 Nama Kembalikan Berkas Penjaringan Bakal Cawalkot Yogyakarta ke Partai Golkar, Ada Singgih Raharjo

5 Nama Kembalikan Berkas Penjaringan Bakal Cawalkot Yogyakarta ke Partai Golkar, Ada Singgih Raharjo

Yogyakarta
Soal 'Snack Lelayu' KPPS, KPU Sleman Digugat Rp 5 Miliar dan Permintaan Maaf Terbuka

Soal "Snack Lelayu" KPPS, KPU Sleman Digugat Rp 5 Miliar dan Permintaan Maaf Terbuka

Yogyakarta
Polisi Buru Pelaku Tabrak Lari yang Tewaskan Petani di Lampu Merah Sawo Jajar, Brebes

Polisi Buru Pelaku Tabrak Lari yang Tewaskan Petani di Lampu Merah Sawo Jajar, Brebes

Yogyakarta
Emosi Warga Saat Lihat Rekonstruksi Suami Bunuh Istri di Gunungkidul

Emosi Warga Saat Lihat Rekonstruksi Suami Bunuh Istri di Gunungkidul

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com