Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bekas Gunung Api Purba Ditemukan di Gunungkidul, Diperkirakan Berumur 35 Juta Tahun

Kompas.com - 14/01/2022, 13:26 WIB
Markus Yuwono,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Tim geologi yang dikoordinasi Georesearch Plosodoyong Field Camp menemukan bekas gunung api purba di Situs Watu Gendong, Kalurahan Beji, Kapanewon Ngawen, Gunungkidul, DI Yogyakarta.

Perkiraan situs ini muncul sekitar 35 juta tahun silam.

Koordinator Georesearch Plosodoyong Field Camp, Priharjo Sanyoto mengatakan, situs Watu Gendong sudah memiliki cerita turun menurun.

Baca juga: Pawon Purba Hadirkan Sensasi Makan di Kaki Gunung Api Purba Nglanggeran

Dari informasi yang dihimpun menurut kepercayaan masyarakat setempat jika watu gendong berasal dari gunung api yang digendong, maka lokasi itu diberi nama Watu Gendong.

Priharjo mengatakan, kajian ilmiah dilakukan dengan melibatkan sejumlah peneliti dari beberapa lokasi seperti Sragen, Jawa Tengah, hingga Aceh.

"Penelitian sudah dimulai 2016, tapi sempat terhenti dan dilanjutkan sekarang ini," kata Priharjo saat dihubungi wartawan Kamis (13/1/2022).

Adapun penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jejak gunung api purba, karena situs watu gendong merupakan peninggalan aliran piroklastik.

Piroklastik menurut laman https://magma.esdm.go.id adalah Piroklastik (berasal dari bahasa Yunani "Pyro" yang berarti api dan "Clastic" yang berarti pecah) adalah material klastik yang tersusun dari fragmen batuan yang dihasilkan dan dikeluarkan oleh erupsi gunung api yang bersifat eksplosif.

Fragmen batuan individu dikenal sebagai piroklast. Batuan piroklastik merupakan salah satu jenis endapan vulkaniklastik, yaitu endapan yang didominasi oleh partikel vulkanik.

Baca juga: Desa Nglanggeran, Wisata Lengkap dari Gunung Api Purba sampai Air Terjun

Priharjo mengatakan, peninggalan lain berupa lava berlapis yang berada di aliran sungai tak jauh dari situs yang sekarang dikembangkan menjadi destinasi wisata bagi masyarakat sekitar.

Untuk hasil kajian awal, gunung api purba di kawasan tersebut pada masa Oligosen dengan usia sekitar 35 juta tahun.

Penelitian masih berlangsung dan diperkirakan selesai di akhir Februari.

"Nanti akan diketahui informasi lengkap tentang gunung api purba ini yang dilengkapi dengan kajian secara ilmiah," kata Priharjo.

Penelitian lanjutan ini untuk mengetahui secara pasti letak gunung api purba dan saat ini masih dalam proses.

"Yang jelas letak pada waktu aktif berada di dalam laut," ucap Priharjo.

Baca juga: Live In di Gunung Api Purba Nglanggeran Sudah dibuka, Mau Coba?

Menurut dia, kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk dukungan kepada masyarakat dalam upaya pengembangan potensi kewilayahan untuk wisata.

Tokoh Masyarakat di Kalurahan Beji, Eko Ruswanto mengatakan, temuan ini diharapkan bisa melengkapi upaya pengembangan wisata yang dirintis oleh masyarakat sekitar beberapa tahun lalu.

Dia mengatakan, lokasi lava purba berada di Sungai Nglotrok yang lokasinya tak jauh dari Watu Gedong.

"Dengan adanya situs gunung api purba, harapannya bisa semakin mengenalkan keberadaan wisata di Watu Gendong," kata Eko.'

Perlu diketahui ada dua lokasi Gunung Api Purba yang ada di Gunung Api Purba Nglanggeran, Kapanewon Patuk, dan Gunung Api Purba Batur, yang terletak di Kapanewon Girisubo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

30 Kilogram Bahan Petasan di Bantul Disita, 3 Orang Ditangkap

30 Kilogram Bahan Petasan di Bantul Disita, 3 Orang Ditangkap

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Ratusan Hewan di Gunungkidul Divaksinasi Antraks

Ratusan Hewan di Gunungkidul Divaksinasi Antraks

Yogyakarta
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jawa Tengah, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jawa Tengah, 29 Maret 2024

Yogyakarta
Yogyakarta Peringkat Empat Tujuan Mudik Lebaran, Polda DIY Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

Yogyakarta Peringkat Empat Tujuan Mudik Lebaran, Polda DIY Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

Yogyakarta
Kantor Disnakertrans DIY Digeruduk Massa, Didesak soal Penerbitan SE Gubernur untuk THR bagi Ojol dan PRT

Kantor Disnakertrans DIY Digeruduk Massa, Didesak soal Penerbitan SE Gubernur untuk THR bagi Ojol dan PRT

Yogyakarta
Saat Ganjar Pranowo Resmi Ber-KTP Sleman...

Saat Ganjar Pranowo Resmi Ber-KTP Sleman...

Yogyakarta
Jelang Lebaran, Polres Gunungkidul Siapkan Satgas Ganjal Ban

Jelang Lebaran, Polres Gunungkidul Siapkan Satgas Ganjal Ban

Yogyakarta
Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Yogyakarta
Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Yogyakarta
Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, 'Ngeyel' Bakal Dicopot

Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, "Ngeyel" Bakal Dicopot

Yogyakarta
Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com