KOMPAS.com - Yogyakarta merupakan kota yang memiliki sejumlah julukan yang menjadi gambaran akan kondisi di kota tersebut. Di antara julukan itu adalah Kota Pelajar atau Kota Pendidikan.
Kota Yogyakarta atau yang juga disebut Jogja merupakan bagian sekaligus ibu kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Daerah ini meliputi dua kerajaan, yaitu Kesultanan Yogyakarta dan Pakualaman.
Yogyakarta turut memainkan peran penting bagi perjalanan bangsa Indonesia baik sebelum maupun sesudah kemerdekaan.
Pada masa penjajahan Belanda, Kesultanan Yogyakarta berperan penting dalam sejumlah peristiwa yang melatari kelahiran bangsa Indonesia. Selain itu, Yogyakarta juga menjadi tuan rumah sejumlah kegiatan penting di masa lalu.
Baca juga: 10 Kota Pelajar Terbaik di Dunia 2022 Versi QS Best Student Cities
Sebut saja Kongres Wanita Indonesia. Kongres ini diselenggarakan di Yogyakarta pada tanggal 22-25 Desember 1928. Hingga saat ini, tanggal 25 Desember dikenang sebagai Hari Ibu sebagai pengingat akan peristiwa itu.
Sementara pada masa setelah kemerdekaan, Yogyakarta menjelma menjadi pusat perjuangan, pusat pendidikan, hingga pusat kebudayaan.
Yogyakarta bahkan pernah menjadi ibu kota negara pada tahun 1946 menyusul kekacauan yang terus dilancarkan tentara Belanda yang ingin berkuasa kembali di Tanah Air.
Pusat-pusat pendidikan itu secara otomatis menarik minat para pelajar dari daerah lain untuk menuntut ilmu di sana.
Namun, menurut Kurniawati (2006), belum ada penelitian pasti yang mengungkap alasan di balik julukan Kota Pelajar atau Kota Pendidikan terhadap Yogyakarta ini.
Baca juga: Fakta dan Sejarah 10 Universitas Tertua di Indonesia, Ada UI, UGM, hingga UISU
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.