Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Sultan Agung, Perjuangan dan Hasil Sastra

Kompas.com - 11/01/2022, 11:48 WIB
Dini Daniswari

Penulis

KOMPAS.com - Sultan Agung adalah raja Kesultanan Mataram yang memerintahkan pada 1613 - 1645.

Nama aslinya adalah Raden Mas Jatmika atau terkenal juga dengan sebutan Raden Mas Rangsang.

Sultan Agung naik tahta pada 1613 dalam usia 20 tahun.

Sultan Agung dikenal sebagai salah satu raja yang berhasil membawa kerajaan Mataram Islam mencapai puncak kejayaan pada 1627. Tepat setelah 14 tahun pemerintahannya, Sultan Agung memimpin kerajaan Mataram Islam

Pada masa kepemimpinan Sultan Agung, daerah pesisir seperti Surabaya dan Madura berhasil ditaklukan

Pada kurun waktu 1613 sampai 1645 wilayah kekuasaan Mataram Islam, meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan sebagian Jawa Barat.

Kehadiran Sultan Agung sebagai penguasa tertinggi, membawa Kerajaan Mataram Islam kepada peradaban kebudayaan pada tingkat lebih tinggi.

Baca juga: Perjuangan Sultan Agung di Batavia

Sultan Agung memiliki beragam keahlian, baik di bidang militer, politik, ekonomi, sosial dan budaya.

Bidang-bidang tersebutlah yang membawa Mataram Islam pada peradaban budaya yang lebih tinggi

Perjuangan Sultan Agung

Sultan Agung merupakan penguasa lokal pertama yang melawan Belanda melalui kongsi dagang VOC (Vereenigde Ooos Indische Compagnie)

Perlawanan Sultan Agung terhadap VOC di Batavia dilakukan pada 1623 dan 1629. Perlawanan terjadi karena Sultan Agung menyadari bahwa kehadiran VOC dapat membahayakan hegemoni kekuasaan Mataram Islam di Pulau Jawa.

Saat itu, kekuasana Mataram Islam dari Pasuruan hingga CIrebon.

Selain itu, alasan lainnya VOC akan menghambat penyebaran agama Islam di Jawa yang dilakukan Sultan Agung.

Baca juga: Mengapa Serangan Sultan Agung ke Batavia Mengalami Kegagalan?

Namun serangan Mataram Islam terhadap VOC mengalami kegagalan karena VOC membakar lumbung pangan Mataram Islam pada saat itu.

Keahlian Budaya Sultan Agung

Dalam bidang kebudayaan, Sultan Agung berusaha menyesuaikan unsur-unsur kebudayaan Indonesia Asli, antara Hindu dan Islam.

Kebudayaan itu misalnya, grebeg disesuikan dengan hari raya Idul Fitri dan kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang saat ini dikenal sebagai Grebeg Puasa dan Grebeg Maulud.

Sultan Agung mengenalkan penanggalan tahun saka dan kitab filsafat Sastra Gendhing.

Keberhasilan lain dalam bidang kebudayaan, yaitu dapat mengubah perhitungan peredaran Matahari ke perhitungan peredaran bulan, sehingga telah dianggap menuliskan tinta emas pada pemerintahannya.

Berkat usahanya memajukan agama dan kebudayaan Islam, ia mendapatkan gelar Susuhunan yang selama ini diberikan kepada wali.

Baca juga: Ketika HB IX Berkisah tentang Penampakan Sultan Agung

Di lingkungan keraton Mataram Islam, Sultan Agung menetapkan pemakaian bahasa Bagongan yang harus dipakai oleh para bangsawan. Tujuannya agar menghilangkan kesenggang satu dengan yang lain

Menjelang 1645, Sultan Agung merasa ajalnya sudah dekat, dia membangun Astana Imogiri sebagai pusat pemakaman keluarga raja-raja Kesultanan Mataram yang dimulai dari dirinya.

Sultan Agung juga menuliskan serat Sastra Gendhing sebagai tuntutanan hidup trah Mataram.

Sesuai wasiatnya, Sultan Agung yang meninggal pada 1645 digantikan puteranya yang bernama Raden Mas Sayidin sebagai raja Mataram.

Sumber: https://kebudayaan.jogjakota.go.id/

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Eks Direktur Perusahaan yang Jadi DPO Polda Jatim Berstatus Dosen UGM

Eks Direktur Perusahaan yang Jadi DPO Polda Jatim Berstatus Dosen UGM

Yogyakarta
Seorang Perempuan Curi Uang Rp 81 Juta di Bantul, Duitnya Langsung Disetorkan ke Bank

Seorang Perempuan Curi Uang Rp 81 Juta di Bantul, Duitnya Langsung Disetorkan ke Bank

Yogyakarta
Penyebab Terbakarnya Bus Tujuan Pati di Ring Road Barat Yogyakarta, Kerugian Ditaksir Rp 460 Juta

Penyebab Terbakarnya Bus Tujuan Pati di Ring Road Barat Yogyakarta, Kerugian Ditaksir Rp 460 Juta

Yogyakarta
Usai Libur Lebaran, Sampah Menumpuk di Jalanan Yogyakarta

Usai Libur Lebaran, Sampah Menumpuk di Jalanan Yogyakarta

Yogyakarta
Usai Dibuka Fungsional untuk Mudik, Tol Solo-Yogya Kembali Ditutup

Usai Dibuka Fungsional untuk Mudik, Tol Solo-Yogya Kembali Ditutup

Yogyakarta
Ingin Sampaikan Aspirasi Warga soal Pilkada, Gerindra Sleman Berencana Bertemu Erina Gudono

Ingin Sampaikan Aspirasi Warga soal Pilkada, Gerindra Sleman Berencana Bertemu Erina Gudono

Yogyakarta
Pasar Terban Yogyakarta Direvitalisasi, Pedagang Pindah ke Shelter

Pasar Terban Yogyakarta Direvitalisasi, Pedagang Pindah ke Shelter

Yogyakarta
Bunuh Mantan Pacar karena Cemburu, Pria di Bantul Mengaku Masih Cinta

Bunuh Mantan Pacar karena Cemburu, Pria di Bantul Mengaku Masih Cinta

Yogyakarta
Bawa Bom Molotov, Remaja Belasan Tahun di Bantul Ditangkap

Bawa Bom Molotov, Remaja Belasan Tahun di Bantul Ditangkap

Yogyakarta
Bus Berpenumpang Tujuan Pati Hangus Terbakar di Ring Road Barat Yogyakarta

Bus Berpenumpang Tujuan Pati Hangus Terbakar di Ring Road Barat Yogyakarta

Yogyakarta
Basarnas Sebut Jasad di Bantul merupakan Warga Kota Yogyakarta yang Hilang di Kali Code

Basarnas Sebut Jasad di Bantul merupakan Warga Kota Yogyakarta yang Hilang di Kali Code

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Lebat

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Petir

Yogyakarta
Kekurangan pegawai, Pemkab Sleman akan Buka Lowongan CPNS dan PPPK

Kekurangan pegawai, Pemkab Sleman akan Buka Lowongan CPNS dan PPPK

Yogyakarta
Telaga Jonge di Yogyakarta: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Telaga Jonge di Yogyakarta: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com