YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Rumah milik Musinem (80), warga Paker RT 04, Mulyodadi, Kapanewon Bambanglipuro, Bantul, DI Yogyakarta, mendadak ramai karena kedatangan tamu salah satu anggota Wantimpres Muhammad Mardiono bersama rombongan, Sabtu (8/1/2022).
Kedatangan Mardiono adalah untuk menengok dua cucu Musinem yang menjadi yatim piatu, yakni Maila Putri Pratama (13) dan Maysa Putri Khasanah (3).
Baca juga: Alun-alun Utara dan Keraton Yogyakarta Dijual Virtual, Sultan Anggap Seperti Bermain Monopoli
Keduanya kehilangan ayahnya bernama Maryadi pada 1 Juli 2021. Sang ayah dimakamkan dengan protokol kesehatan Covid-19.
Sementara ibu mereka, Emilia, meninggal dunia 1,5 tahun lalu akibat komplikasi.
"Bapaknya (Maryadi) itu meninggal mendadak saat berbelanja. Dimakamkan dengan prokes," kata Musinem di rumahnya, Sabtu.
Baca juga: Tim Regul Polsek Umbulharjo Yogyakarta Ringkus Pemuda yang Buat Onar dengan Bawa Celurit
Sebagai anak yatim piatu, Maila dan Maysa diasuh oleh nenek dan bibinya.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, dirinya mengandalkan warung kelontong yang ditinggalkan Maryadi.
"Bapaknya kan memiliki warung dan itu diteruskan sampai saat ini," ucap dia.
Baca juga: Pemkot Yogyakarta Targetkan Belajar Tatap Muka 100 Persen 15 Januari
Meski sudah tidak memiliki orangtua, dia berharap kedua cucunya ini bisa maksimal dalam memperoleh pendidikan dan menggapai cita-citanya.
Sementara Wantimpres Muhammad Mardiono mengatakan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo agar semua aparatur negara termasuk pejabat tinggi negara terus memantau keadaan yang terjadi di masyarakat.
Baca juga: Pemkot Yogyakarta Targetkan Belajar Tatap Muka 100 Persen 15 Januari
Kedatangannya di Bantul untuk mengetahui secara pasti dampak Covid-19 yang mengakibatkan 144.116 orang yang meninggal, sehingga berimbas adanya anak yang yatim piatu.
"Jumlah di Indonesia mencapai 30.000 lebih (data Covid-19 nasional 30.766 anak), yang secara tiba-tiba adik-adik kita itu kehilangan orangtuanya atau menjadi yatim piatu," kata Mardiono.
Pemerintah pusat, provinsi, hingga kabupaten bergandengan tangan untuk memantau secara bersama agar mereka yang yatim piatu tidak kehilangan masa depan.
"Tidak mengesampingkan adik-adik yang lain yang ditinggal orangtuanya. Tentu adik-adik ini pasti trauma yang mendalam ini yang harus segera mendapatkan perhatian khusus," kata dia.
Baca juga: Di Wisuda UNU Yogya, Mensesneg: Generasi Muda Harus Update Hal Baru
Pihaknya akan memantau secara nasional 30.000 anak yang orangtuanya menjadi korban Covid-19.
"Saya mulai dari Kabupaten Bantul. Di Kabupaten Bantul ada 9 adik-adik dari mulai 9 tahun sampai 14 tahun, yang ayah ibunya meninggal akibat Covid-19," kata dia.
Baca juga: Pemkot Yogyakarta Izinkan Anak Usia 6-11 Tahun PTM, Kadisdik: Sekolah Aman
Wujud bantuan yakni menjadi anak asuh Mardiono, dijamin sekolah sampai jenjang pendidikan SMA oleh dirinya, termasuk kesehatan.
"Kepada keluarga yang saat ini mengasuh apa budhenya pakdhenya, atau saudaranya. Insya Allah akan memberikan perhatian khusus agar adik-adik ini mendapatkan kehidupan layak," kata dia.
Baca juga: Hendak Serang Suporter Asal Solo di Yogyakarta pada Malam Tahun Baru, Pria Ini Ditangkap
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bantul Gunawan Budi Santoso mengatakan, ada 400 anak yatim, piatu, dan yatim piatu akibat Covid-19 selama tahun 2021.
Selama ini mereka dibantu dari pemerintah kabupaten hingga pusat.
Rata-rata setiap bulannya mereka mendapatkan bantuan antara Rp 1,5 juta per tahun, ada yang mendapatkan Rp 200.000 per bulan.
"Insya Allah semua sudah mendapatkan bantuan baik dari Kementerian Sosial, dana keistimewaan, maupun dari pemda sendiri (Bantul)," kata Gunawan.
Dia mengatakan, Wantimpres juga mencari anak dengan usia transisi dari SMP ke SMA karena pada usia tersebut mereka rawan mengalami putus sekolah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.