Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Musinem, Asuh 2 Cucunya yang Yatim Piatu karena Covid-19

Kompas.com - 08/01/2022, 14:04 WIB
Markus Yuwono,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Rumah milik Musinem (80), warga Paker RT 04, Mulyodadi, Kapanewon Bambanglipuro, Bantul, DI Yogyakarta, mendadak ramai karena kedatangan tamu salah satu anggota Wantimpres Muhammad Mardiono bersama rombongan, Sabtu (8/1/2022).

Kedatangan Mardiono adalah untuk menengok dua cucu Musinem yang menjadi yatim piatu, yakni Maila Putri Pratama (13) dan Maysa Putri Khasanah (3).

Baca juga: Alun-alun Utara dan Keraton Yogyakarta Dijual Virtual, Sultan Anggap Seperti Bermain Monopoli

Ayah ibu meninggal dunia

Keduanya kehilangan ayahnya bernama Maryadi pada 1 Juli 2021. Sang ayah dimakamkan dengan protokol kesehatan Covid-19.

Sementara ibu mereka, Emilia, meninggal dunia 1,5 tahun lalu akibat komplikasi.

"Bapaknya (Maryadi) itu meninggal mendadak saat berbelanja. Dimakamkan dengan prokes," kata Musinem di rumahnya, Sabtu.

Baca juga: Tim Regul Polsek Umbulharjo Yogyakarta Ringkus Pemuda yang Buat Onar dengan Bawa Celurit

Diasuh nenek dan bibi

Sebagai anak yatim piatu, Maila dan Maysa diasuh oleh nenek dan bibinya.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, dirinya mengandalkan warung kelontong yang ditinggalkan Maryadi.

"Bapaknya kan memiliki warung dan itu diteruskan sampai saat ini," ucap dia.

Baca juga: Pemkot Yogyakarta Targetkan Belajar Tatap Muka 100 Persen 15 Januari

 

Ilustrasi balita bermain dengan orangtua.SHUTTERSTOCK/Rawpixel.com Ilustrasi balita bermain dengan orangtua.
Mendapat perhatian khusus

Meski sudah tidak memiliki orangtua, dia berharap kedua cucunya ini bisa maksimal dalam memperoleh pendidikan dan menggapai cita-citanya.

Sementara Wantimpres Muhammad Mardiono mengatakan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo agar semua aparatur negara termasuk pejabat tinggi negara terus memantau keadaan yang terjadi di masyarakat.

Baca juga: Pemkot Yogyakarta Targetkan Belajar Tatap Muka 100 Persen 15 Januari

Kedatangannya di Bantul untuk mengetahui secara pasti dampak Covid-19 yang mengakibatkan 144.116  orang yang meninggal, sehingga berimbas adanya anak yang yatim piatu.

"Jumlah di Indonesia mencapai 30.000 lebih (data Covid-19 nasional 30.766 anak), yang secara tiba-tiba adik-adik kita itu kehilangan orangtuanya atau menjadi yatim piatu," kata Mardiono.

Pemerintah pusat, provinsi, hingga kabupaten bergandengan tangan untuk memantau secara bersama agar mereka yang yatim piatu tidak kehilangan masa depan.

"Tidak mengesampingkan adik-adik yang lain yang ditinggal orangtuanya. Tentu adik-adik ini pasti trauma yang mendalam ini yang harus segera mendapatkan perhatian khusus," kata dia.

Baca juga: Di Wisuda UNU Yogya, Mensesneg: Generasi Muda Harus Update Hal Baru

Pihaknya akan memantau secara nasional 30.000 anak yang orangtuanya menjadi korban Covid-19.

"Saya mulai dari Kabupaten Bantul. Di Kabupaten Bantul ada 9 adik-adik dari mulai 9 tahun sampai 14 tahun, yang ayah ibunya meninggal akibat Covid-19," kata dia.

Baca juga: Pemkot Yogyakarta Izinkan Anak Usia 6-11 Tahun PTM, Kadisdik: Sekolah Aman

Mendapat jaminan pendidikan

Wujud bantuan yakni menjadi anak asuh Mardiono, dijamin sekolah sampai jenjang pendidikan SMA oleh dirinya, termasuk kesehatan.

"Kepada keluarga yang saat ini mengasuh apa budhenya pakdhenya, atau saudaranya. Insya Allah akan memberikan perhatian khusus agar adik-adik ini mendapatkan kehidupan layak," kata dia.

Baca juga: Hendak Serang Suporter Asal Solo di Yogyakarta pada Malam Tahun Baru, Pria Ini Ditangkap

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bantul Gunawan Budi Santoso mengatakan, ada 400 anak yatim, piatu, dan yatim piatu akibat Covid-19 selama tahun 2021.

Selama ini mereka dibantu dari pemerintah kabupaten hingga pusat.

Rata-rata setiap bulannya mereka mendapatkan bantuan antara Rp 1,5 juta per tahun, ada yang mendapatkan Rp 200.000 per bulan.

"Insya Allah semua sudah mendapatkan bantuan baik dari Kementerian Sosial, dana keistimewaan, maupun dari pemda sendiri (Bantul)," kata Gunawan.

Dia mengatakan, Wantimpres juga mencari anak dengan usia transisi dari SMP ke SMA karena pada usia tersebut mereka rawan mengalami putus sekolah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kantor Disnakertrans DIY Digeruduk Massa, Didesak soal Penerbitan SE Gubernur untuk THR bagi Ojol dan PRT

Kantor Disnakertrans DIY Digeruduk Massa, Didesak soal Penerbitan SE Gubernur untuk THR bagi Ojol dan PRT

Yogyakarta
Saat Ganjar Pranowo Resmi Ber-KTP Sleman...

Saat Ganjar Pranowo Resmi Ber-KTP Sleman...

Yogyakarta
Jelang Lebaran, Polres Gunungkidul Siapkan Satgas Ganjal Ban

Jelang Lebaran, Polres Gunungkidul Siapkan Satgas Ganjal Ban

Yogyakarta
Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Yogyakarta
Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Yogyakarta
Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, 'Ngeyel' Bakal Dicopot

Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, "Ngeyel" Bakal Dicopot

Yogyakarta
Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Yogyakarta
Puluhan Lurah di Kulon Progo Bingung Isi LHKPN

Puluhan Lurah di Kulon Progo Bingung Isi LHKPN

Yogyakarta
Saat Pantai Parangtritis Jadi Pantai Paling Berbahaya di Yogyakarta...

Saat Pantai Parangtritis Jadi Pantai Paling Berbahaya di Yogyakarta...

Yogyakarta
Soal Kasus Ferienjob, Menkopolhukam Segera Bentuk Tim Khusus

Soal Kasus Ferienjob, Menkopolhukam Segera Bentuk Tim Khusus

Yogyakarta
Kasus DBD Capai Ratusan, Stok Abate di Gunungkidul Habis

Kasus DBD Capai Ratusan, Stok Abate di Gunungkidul Habis

Yogyakarta
Nekat Merokok, 11 Penumpang KAI Diturunkan Paksa sepanjang 2024

Nekat Merokok, 11 Penumpang KAI Diturunkan Paksa sepanjang 2024

Yogyakarta
Mesum di Sekolah, Dua Guru di Gunungkidul Dipecat

Mesum di Sekolah, Dua Guru di Gunungkidul Dipecat

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com