KOMPAS.com - Semarang memiliki tempat wisata yang cukup beraneka ragam.
Salah satunya adalah wisata sejarah.
Wisata ini ditandai dengan bangunan-banguann abad 17-19 semasa kedudukan
Belanda, mulai bangunan kantor hingga tugu.
Wisata ini berada di Kota Semarang
Berikut 5 Wisata Sejarah di Kota Semarang:
1. Kota Lama Semarang
Kota Lama Semarang merupakan tempat wisata yang mendapat julukan
Little Netherland.
Julukan ini tidak keliru, lantaran banyaknya bangunan beraksitektur
zaman dulu di kota ini,
Kota Lama menawarkan keindahan arsitektur bangunan Eropa pada 1700 an.
Bangunan yang terlihat tua tersebut menjadi saksi bisu sejarah
kolonial Belanda.
Di tempat ini juga ada kanal-kanal air yang dibangun oleh pemerintah
kolonial.
Baca juga: 5 Kafe di Kawasan Kota Lama Semarang yang Asik untuk Nongkrong
Wisatawan juga dapat berkeliling menggunakan sepeda dengan rute yang telah
ditetapkan.
Perjalanan di Kota Lama dengan sepeda dimulai dari Monod, Diephuis,
Gereja Blenduk, Jembatan Berok, Jalan Empu Tantular, Marabunta,
Jalan Letjen Suprapto, dan kembali ke titik awal.
Lokasi: di kawasan Tanjung Emas, Kecamatan Semarang Utara,
Kota Semarang.
2. Lawang Sewu
Lawang Sewu dibangun pada masa pemerintahan kolonial Belanda, dari
27 Februari 1904 sampai 1 Juli 1907.
Bangunan ini didirikan untuk Kantor Pusat Perusahaan Kereta Api Swasta
(Het Hoofdkantoor van de Nederlansch Indische Spoorweg Maatscappij-NIS).
Bangunan ini untuk mengakomodir jalur kereta api yang menghubungkan
Semarang-Solo-Yogyakarta sepanjang 206 km oleh NIS.
Pembangunan jalur kereta api ini untuk mengangkut hasil perkebunan dan
pertanian dari daerah Kraton Solo dan Yogyakarta ke Semarang. Jalur
kereta api menggantikan pedati
Alasan pembangunan kantor karena NIS semakin berkembang serta bertambahnya
pegawai. Oleh karena itu diputuskan, membangun kantor administratif
di Kota Semarang.
Baca juga: Sejarah Gereja Blenduk, Salah Satu Ikon Kota Lama Semarang
Lokasinya berada di ujung Jalan Pemuda, Semarang. Perencaaan pembangunan
dipercayakan Prof. F. Klinkhamerdan B.J. Ouendag di Amsterdam.
Lawang sewu juga sebagai bukti sejarah perkembangan perkeretaapian
di Indonesia.
Bangunan pertama yang didirikan adalah rumah penjaga (gedung D) dan
percetakan (gedung C) sebagai bangunan direksi.
Bangunan utama (gedung A) menunggu perbaikan tanah dan mengganti dengan
lapisan pasir volkanis.
Pada 1 Juli 1907, gedung A, gedung C, gedung D, dan Gedung G selesai dibangun.
Gedung B dibangun pada 1916 dengan menggunakan konstruksi beton bertulang
dan selesai pada awal 1918.
3. Sam Poo Kong
Klenteng Sam Poo Kong berawal ketika armada Zheng He merapat di pantai
Simongan, Semarang. Hal ini karena, juru mudinya, Wang Jing Hong, sakit keras.
Lalu sebuah batu digunakan untuk istirakat Zheng He dan mengobati Wang Jing Hong.
Saat juru mudi menyembuhkan diri, Zheng He melanjutkan perjalanan
pelayaran ke timur untuk menuntaskan misi perdamaian dan perdagangan
keramik serta rempah-rempah.
Selama di Simongan, Wang memimpin anak buahnya menggarap lahan, membangun
rumah dan bergaul dengan penduduk setempat.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.