Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penganiayaan di Danurejan Yogyakarta Berawal dari Saling Tatap

Kompas.com - 03/01/2022, 15:05 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Motif tindak pidana penganiayaan di Kecamatan Danurejan, Yogyakarta, terjadi karena antar-kelompok saling menatap mata.

Pelaku penganiayaan S (18) mengatakan, insiden tersebut berawal dari saling tatap antar-kelompok saat berpapasan di Jalan Gajah Mada, Kecamatan Danurejan.

"Lihat-lihatan," ujar S singkat di Polsek Danurejan, Senin (3/1/2022).

Baca juga: Pelajar di Yogyakarta Jadi Korban Klitih pada Malam Tahun Baru, Luka di Punggung

Ia mengaku kegiatan keliling yang dilakukan dengan kelompoknya tidak sering dilakukan olehnya. "Nggak sering," kata dia.

Ditanya soal sajam yang dibawa oleh rombongannya, S mengaku bahwa sebenarnya ia bersama rombongan berencana ke suatu tempat untuk mencari seseorang pelaku yang memukuli adik tersangka utama.

"Bawa senjata rencana ke salah satu tempat adik tersangka utama habis dipukulin di Keparakan," ungkap dia.

Namun, dia mengaku tidak tahu sajam yang dibawa apakah digunakan untuk menyabet korban atau tidak karena dia hanya bertugas sebagai joki motor.

"Kurang tahu kalau itu. Saya sebagai joki," katanya.

Sementara itu Kanit Reskrim Iptu Suranta menyampaikan, dirinya tidak berani menduga-duga apakah pelaku utama menggunakan sajam saat melakukan penganiayaan. Karena dibutuhkan bukti berupa hasil visum ditambah lagi pelaku belum tertangkap.

Baca juga: Keluarga Minta Video Penganiayaan Imam Masjid di Luwu Tak Lagi Disebarkan

"Belum berani, iya menunggu visum dan kedua harus tertangkap pelakukanya. Sudah lidik rumahnya nggak ada tempat nongkrongnya juga nggak ketemu," kata dia.

Sebelumnya, Polsek Danurejan berhasil menangkap satu orang pelaku penganiayaan berinisial S (18) di Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta.

Kapolsek Danurejan Kompol Wiwik Hari Tulasmi bantah kasus penganiayaan yang terjadi di wilayah Kecamatan Danurejan pada malam pergantian tahun adalah klitih.

Menurut Wiwik kasus tersebut merupakan pengeroyokan yang diawali dengan cekcok antara kedua kelompok yang berpapasan di jalan.

"Saya sangat menyangkal karena tidak sama sekali ada kasus klitih ini murni kasus pengeroyokan ya terjadi cek cok. Di ilmu kepolisian tidak ada istilah klitih adanya kejahatan jalanan," katanya saat ditemui di Polsek Danurejan, Kota Yogyakarta, Senin (3/12/2022).

Baca juga: Gibran soal Baliho Liburan Aman ke Solo Aja: Bukan karena Klitih Terus Aku Masang

Wiwik menjelaskan kasus ini tidak masuk kasus klitih karena penganiayaan berawal dari cek cok antar kelompok. Kasus klitih terjadi ketika ada seorang membawa sajam langsung membacok.

"Ini sempat beradu mulut atau cekcok ya bahkan mengeluarkan kata-kata kotor. Sehingga oleh sekelompok pelaku dan kelompok korban cekcok berantem," kata dia.

Lebih lanjut dia menjelaskan kronologis berawal pada tanghal 1 Januari 2022 pukul 04.30 WIB, korban beserta rombongan dengan sepeda motor melintas di Jalan Gajah Mada. Lalu berpapasan denhan rombongan pelaku.

"Salah satu rombongan pelaku meneriaki kata kotor ba*****. Rombongan kotban berhenti dan melihat rombongan pelaku. Kemudian rombongan pelaku ada yang berteriak ngopo (kenapa), kemudian dijawab rombongan korban lha ngopo (kenapa). Terjadi cekcok mulut dan rombongan korban lari ke arah utara menuju ke hayam wuruk," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hilang di Sungai Oya Gunungkidul, Siswa SD Dicari Menggunakan Drone

Hilang di Sungai Oya Gunungkidul, Siswa SD Dicari Menggunakan Drone

Yogyakarta
30 Kilogram Bahan Petasan di Bantul Disita, 3 Orang Ditangkap

30 Kilogram Bahan Petasan di Bantul Disita, 3 Orang Ditangkap

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Ratusan Hewan di Gunungkidul Divaksinasi Antraks

Ratusan Hewan di Gunungkidul Divaksinasi Antraks

Yogyakarta
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jawa Tengah, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jawa Tengah, 29 Maret 2024

Yogyakarta
Yogyakarta Peringkat Empat Tujuan Mudik Lebaran, Polda DIY Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

Yogyakarta Peringkat Empat Tujuan Mudik Lebaran, Polda DIY Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

Yogyakarta
Kantor Disnakertrans DIY Digeruduk Massa, Didesak soal Penerbitan SE Gubernur untuk THR bagi Ojol dan PRT

Kantor Disnakertrans DIY Digeruduk Massa, Didesak soal Penerbitan SE Gubernur untuk THR bagi Ojol dan PRT

Yogyakarta
Saat Ganjar Pranowo Resmi Ber-KTP Sleman...

Saat Ganjar Pranowo Resmi Ber-KTP Sleman...

Yogyakarta
Jelang Lebaran, Polres Gunungkidul Siapkan Satgas Ganjal Ban

Jelang Lebaran, Polres Gunungkidul Siapkan Satgas Ganjal Ban

Yogyakarta
Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Yogyakarta
Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Yogyakarta
Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, 'Ngeyel' Bakal Dicopot

Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, "Ngeyel" Bakal Dicopot

Yogyakarta
Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com