Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sultan Sebut Biaya Konsultan Anak Pelaku Klitih Mahal, Buka Opsi Hidupkan Kembali Prayuwana

Kompas.com - 29/12/2021, 14:05 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kasus klitih atau kejahatan jalanan kembali marak di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Terkait itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X sebut biaya penanganan anak pelaku klitih mahal.

Sultan mengungkapkan, biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan pembinaan bagi anak yang menjadi pelaku antara Rp 3 juta hingga Rp 4 juta.

Baca juga: Ramai soal Klithih, Ini Geng-Geng Lain yang Mendahuluinya

Biaya tersebut untuk konsultan yang menangani anak-anak pelaku klitih, dalam praktiknya penanggulangan tidak bisa hanya menyasar para pelaku yang masih berusia anak. Tetapi juga menyasar keluarga pelaku klitih.

"Saya punya pengalaman. Kan ada, kami bentuk pada waktu itu satu lembaga, seperti konsultan untuk ngatasi kenakalan anak. Tapi akhirnya kita juga harus bicara dengan orangtua, bicara dengan saudara kalau dia (pelaku) punya kakak atau adik. Jadi semua itu harus kita kumpulkan, kita beri pemahaman untuk dialog," jelas Sultan saat ditemui di Kantor BPK Yogyakarta, Rabu (29/12/2021).

"Ya, memang tidak mudah kalau seperti ini hanya satu keluarga nanti 10 orang klitih kan brati 10 kepala keluarga. Tapi memerlukan biayanya pada waktu itu mereka minta Rp 3-4 juta," imbuh Sultan.

Karena biaya yang mahal dalam penanggulangan klitih, Sultan membuka opsi untuk membuka kembali sebuah tempat yang dulu bernama Prayuwana yang ada di sekitar Alun-alun Selatan dan Tlogo Putri, Kaliurang, Sleman.

Prayuwana sendiri semasa kecil Ngarsa Dalem merupakan tempat untuk membina anak-anak yang orangtuanya kewalahan dalam melakukan pembinaan kepada anak-anaknya.

"Hanya dulu, pada waktu saya kecil ya, itu kalau di Alun-alun kidul (selatan) sama di Kaliurang, di Tlogoputri itu ada tempat pendidikan anak nakal. Di mana kalau orangtuanya kewalahan itu diserahkan pada provinsi, untuk dibina, dididik. Itu dlu ada, Namanya Prayuwana," jelas dia.

Tetapi menurut Ngarsa Dalem masih dibutuhkan kajian lebih dalam untuk membuka kembali Prayuwono tersebut mengingat saat ini zaman sudah berkembang.

"Saya tidak tahu kondisi sekarang apakah hal seperti ini masih (relevan). Kalau ndak nanti akhirnya anak-anak belum umur tapi akhirnya bicaranya beda, pelanggaran hukum. Ini yang kami masih mendialogkan lebih jauh," ungkap Sultan.

Baca juga: Cegah Klitih, Polda DIY Gelar Patroli Skala Besar dan Gencarkan Pembinaan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PAN Kembali Usung Kustini Sri Purnomo di Pilkada Sleman

PAN Kembali Usung Kustini Sri Purnomo di Pilkada Sleman

Yogyakarta
Langkah Pemkot Yogyakarta Hadapi Desentralisasi Sampah

Langkah Pemkot Yogyakarta Hadapi Desentralisasi Sampah

Yogyakarta
Pj Wali Kota Yogyakarta Minta Masyarakat Buang Sampah di Depo Sampah

Pj Wali Kota Yogyakarta Minta Masyarakat Buang Sampah di Depo Sampah

Yogyakarta
KPU Kota Yogyakarta Segera Rekrut PPK dan PPS Pilkada, Sosialisasi Senin Depan

KPU Kota Yogyakarta Segera Rekrut PPK dan PPS Pilkada, Sosialisasi Senin Depan

Yogyakarta
Sempat Langka, Gunungkidul Tambah Stok Elpiji 3 Kilogram, Harga Tembus Rp 25.000

Sempat Langka, Gunungkidul Tambah Stok Elpiji 3 Kilogram, Harga Tembus Rp 25.000

Yogyakarta
Siap Maju Pilkada Yogyakarta, Mantan Wali Kota Heroe Poerwadi Sudah Cari Calon Pendamping

Siap Maju Pilkada Yogyakarta, Mantan Wali Kota Heroe Poerwadi Sudah Cari Calon Pendamping

Yogyakarta
Maju Independen di Pilkada Yogyakarta, Bakal Calon Harus Kantongi 27.000 Dukungan

Maju Independen di Pilkada Yogyakarta, Bakal Calon Harus Kantongi 27.000 Dukungan

Yogyakarta
Eks Direktur Perusahaan yang Jadi DPO Polda Jatim Berstatus Dosen UGM

Eks Direktur Perusahaan yang Jadi DPO Polda Jatim Berstatus Dosen UGM

Yogyakarta
Seorang Perempuan Curi Uang Rp 81 Juta di Bantul, Duitnya Langsung Disetorkan ke Bank

Seorang Perempuan Curi Uang Rp 81 Juta di Bantul, Duitnya Langsung Disetorkan ke Bank

Yogyakarta
Penyebab Terbakarnya Bus Tujuan Pati di Ring Road Barat Yogyakarta, Kerugian Ditaksir Rp 460 Juta

Penyebab Terbakarnya Bus Tujuan Pati di Ring Road Barat Yogyakarta, Kerugian Ditaksir Rp 460 Juta

Yogyakarta
Usai Libur Lebaran, Sampah Menumpuk di Jalanan Yogyakarta

Usai Libur Lebaran, Sampah Menumpuk di Jalanan Yogyakarta

Yogyakarta
Usai Dibuka Fungsional untuk Mudik, Tol Solo-Yogya Kembali Ditutup

Usai Dibuka Fungsional untuk Mudik, Tol Solo-Yogya Kembali Ditutup

Yogyakarta
Ingin Sampaikan Aspirasi Warga soal Pilkada, Gerindra Sleman Berencana Bertemu Erina Gudono

Ingin Sampaikan Aspirasi Warga soal Pilkada, Gerindra Sleman Berencana Bertemu Erina Gudono

Yogyakarta
Pasar Terban Yogyakarta Direvitalisasi, Pedagang Pindah ke Shelter

Pasar Terban Yogyakarta Direvitalisasi, Pedagang Pindah ke Shelter

Yogyakarta
Bunuh Mantan Pacar karena Cemburu, Pria di Bantul Mengaku Masih Cinta

Bunuh Mantan Pacar karena Cemburu, Pria di Bantul Mengaku Masih Cinta

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com