KOMPAS.com - Warung tengkleng yang sudah dirintis Harsi (60) selama 20 tahun di Kawasan Jalan Kunir V Grogol, Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah, mendadak sepi.
Hal itu terjadi setelah potongan review di Google terkait tempat kuliner beredar di Instagram dan menyebut harga tengklengnya mahal.
Harsi hanya bisa pasrah dan berharap agar kondisi usahanya dapat kembali seperti semula.
Baca juga: Tengkleng Porsi Jumbo Bu Harsi Dianggap Mahal dan Viral, Ini Faktanya
Sebelum membuka warung sendiri dengan nama "Tengkleng Kambing dan Sapi Bu Harsi", dia ikut membantu tetangga berjualan tengkleng.
Dari sana Harsi belajar membuat tengkleng yang enak hingga memberanikan diri untuk membuka warung sendiri.
Awalnya, Harsi membuka warung tengkleng di sisi utara Jalan Kunir V Grogol. Namun, karena ada penataan kawasan, Harsi pindah ke selatan jalan hingga sekarang.
"Dulu saya ikut tetangga jualan tengkleng. Jualannya dulu digendong, saya ikut," kata Harsi sambil terbata-bata ditemui Kompas.com di warungnya, Rabu (8/12/2021).
Harsi awalnya membeli bahan tengkleng di Semanggi, Solo. Namun, karena penjual langganannya tidak lagi melayani pembeli, dia terpaksa membeli bahan ke Sukoharjo sampai sekarang.
Adapun jarak dari rumah untuk membeli bahan tengkleng cukup jauh. Dia harus harus merogoh kocek ojek Rp 20.000 pulang-pergi.
Bahan tengkleng yang dia beli berupa kepala kambing dan balungan. Sedangkan untuk iga sapi Harsi membelinya di Pasar Kadipolo Solo.
Harsi mengeluarkan uang sebesar Rp 360.000 setiap kali kulakan bahan tengkleng.
Belum lagi ketika harganya naik, dia harus menyesuikan kemampuan keuangannya.
Harsi memang selama ini tidak pernah membuat daftar harga tengklengnya secara lengkap karena tidak tahu baca dan tulis.
Dia hanya menuliskan harga di spanduk yang terpasang di depan warung, di mana tengkleng porsi besar Rp 30.000 dan porsi kecil Rp 15.000.
"Tapi setelah dijual, banyak pembeli minta bayarnya murah. Banyak yang protes harganya mahal. Saya orang bodoh, tidak sekolah," ungkap dia.