KOMPAS.com - Pasangan Veronica Tri Haryanti (29) dan suaminya yang berasal dari Belgia, Michael Van Den Bremt (48), sudah hampir setahun tak bisa bekerja karena pandemi.
Bermodalkan resep masakan turun-temurun dari nenek, Michael bersama Veronica akhirnya membuka warung ayam panggang.
Mereka pun menyulap gudang tak terawat menjadi sebuah warung yang dinamai "Chicken Shack".
Baca juga: Menganggur Saat Pandemi, WNA Belgia Jual Ayam Panggang di Yogyakarta
Awalnya, tempat tersebut hanya tempat tak terawat yang kemudian dibersihkan dan direnovasi.
"Shack dipilih karena jika diartikan adalah gudang, jadi dulunya ini berantakan. Saya dengan istri membersihkan, mengecat, menanam tanaman. Kita lakukan berdua untuk irit ongkos," kata Michael di warungnya, Jumat (26/3/2021).
Lokasi Tirtodipuran dipilih karena berdekatan dengan Prawirotaman yang dikenal sebagai kampung warga negara asing.
Di sekitar lokasi pun banyak hotel sehingga diharapkan bisa menarik wisatawan.
Baca juga: Soal Larangan Mudik, Ini Respons Sejumlah Kepala Daerah
Veronica sebelumnya bekerja di bidang event, sedangkan Michael bekerja di bidang pariwisata.
Karena pandemi Covid-19, tak ada lagi yang bisa mereka kerjakan.
"Mau gimana lagi, satu tahun tidak ada kerja ini buat hidup. Sebenarnya istri saya sudah pengin buka usaha, nekat saja buka usaha ini," ucap Michael.
Baru empat bulan yang lalu mereka memulai berbisnis kuliner.
Baca juga: Kisah Kampung Pitu, Hanya Dihuni 7 Keluarga sejak Dulu hingga Pantang Gelar Pertunjukan Wayang Kulit
Menu di warung ini merupakan khas dari Belgia, seperti Vol-au-vent, Belgium Stew, Roasted Chicken, dan Belgium Meatballs in Tomatoes Sauce.
Menurut Michael, ayam panggang di warungnya halal.
"Di sini halal, karena pakai daging sapi. Kalau ada yang menggunakan bir sudah ada keterangannya," ucapnya.
Resepnya pun turun-temurun dari sang nenek hingga kini dipelajari Veronica.
"Kalau keluarga saya di Belgia ini ada tradisi, nenek saya ada buku resep makanan. Lalu diturunkan ke ibu saya, lalu saya turunkan lagi ke istri saya," katanya.
Baca juga: Ibu dan Anak Kaget Diusir Satpam Hotel Saat Duduk di Pantai: Sejak Kecil Saya Main di Sini
Selama empat bulan berbisnis, mereka mengalami kendala, antara lain dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Jam operasional yang dibatasi membuat pedagang kelimpungan.
"Waktu PPKM pertama kali itu sangat terpukul, karena buka maksimal jam 19.00. Itu kan waktunya orang makan malam, kalau sekarang pukul 21.00 sudah mending," ungkap dia.
Selanjutnya, mereka ingin mengembangkan bisnis dengan membuka layanan pesan antar.
"Pengin investasi lagi beli motor lalu ada layanan antar, kalau pakai ojek online ongkosnya mahal," katanya.
Sementara itu, Veronica menilai cukup mudah menemukan bahan untuk masakan Belgia di Yogyakarta maupun toko online.
"Seperti daun laurier itu seperti daun salam, tapi lebih pekat rasanya. Kalau pakai daun laurier empat buah, kalau diganti daun salam bisa delapan buah," ucap dia.
Cara mengolahnya pun, Veronica tidak mengalami kesulitan.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Yogyakarta, Wisang Seto Pangaribowo | Editor : Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.