Selain dua di atas, toponimi kampung-kampung di Yogyakarta juga diambil dari bermukimnya komunitas etnis.
Satu di antaranya Kampung Ketandan. Kampung yang terletak di Kecamatan Gondomanan ini menjadi kawasan Pecinan.
Dikutip dari Toponim Kota Yogyakarta, Ketandan berasal dari katandhan.
Dalam Javaansch-Nederduitsch Woordenboek, J.F.C. Gericke dan T. Roorda menerangkan Ketandan merupakan tempat tinggal Tóndå atau tandha yang berprofesi sebagai tukang pajak.
Baca juga: Sejarah Benteng Kuto Besak Palembang
Di masa lalu, banyak juru pajak yang tinggal di sana. Dahulu, Sri Sultan umumnya memercayakan urusan perpajakan kepada orang Tionghoa.
Mereka bertugas menarik pajak dari para pedagang Pasar Beringharjo yang dulu dikenal dengan Pasar Gedhe atau Pasar Loring Aji.
Tak cuma penarik pajak, Ketandan juga dihuni orang-orang Tionghoa yang berprofesi sebagai pedagang dan pengrajin.
Di Ketandan ini, juga terdapat tempat tinggal para Kapiten Cina yang bertugas untuk mengurus berbagai kepentingan orang-orang Tionghoa di Yogyakarta.
Baca juga: Canthik Rajamala, Jejak Bisu Kejayaan Keraton Surakarta