KOMPAS.com - Juru Bicara Penanganan Covid-19 Kabupaten Kulon Progo, TH Baning Rahayujati mengumumkan terdapat adanya penambahan 25 kasus positif dari klaster bojong.
Dengan demikian total ada 36 kasus Covid-19 dari klaster bojong Kulon Progo.
Dari 25 kasus baru positif Covid-19, kata Baning, delapan orang di antaranya merupakan pamong desa.
"Kemudian hari ini, kami melakukan pengambilan sampel uji swab kepada mereka yang memiliki kontak erat tersebut untuk diperiksa di laboratorium balai besar veteriner (BBvet) Wates," ucap Baning, Jumat (12/3/2021).
Baca juga: Pemkab Kulon Progo Terapkan Sanksi Sita KTP untuk Perokok di Sembarang Tempat
Baning mengaku, pihaknya telah melakukan tracing pada 10-11 Maret 2021 lalu.
Hasilnya ada 51 orang diketahui melakukan kontak erat dengan pasien positif Covid-19.
Sementara itu, pelayanan di Balai Desa Bojong masih ditutup sementara sampai hasil tracing keluar.
Penambahan kasus baru dari klaster bojong berakibat Puskesmas Panjatan II hanya membuka pelayanan tertentu.
"Pelayanan puskesmas berjalan lancar seperti biasanya," ujarnya.
Sekadar diketahui, kemunculan klaster bojong diduga bermula dari acara hajatan pada 17 Februari 2021 dan kegiatan kerja bakti pada 27 Februari 2021 lalu di satu pedukuhan yang diikuti warga dari pedukuhan lain.
Selanjutnya dari kegiatan masyarakat itu ditemukan belasan warga di Kalurahan Bojong, Kapanewon Panjatan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, positif Covid-19.
Mereka merupakan warga yang ikut dalam rangkaian kegiatan kerja bakti kampung.
“Ada warga yang terpapar tapi tidak ada keluhan,” kata Lurah Bojong, Dwi Andana via telepon, Senin (7/3/2021).
Baca juga: Muncul Klaster Kerja Bakti di Kulon Progo, Berawal dari Juru Masak Kehilangan Penciuman
Dwi mengungkapkan, terungkapnya penularan masal itu diawali pengakuan seorang warga yang mengeluh mengalami anosmia atau kehilangan indra penciuman.
Setelah memeriksakan diri, hasil pemeriksaan swab PCR menunjukkan warga ini positif Covid-19.