Selama kepemimpinannya, Ratu Kalinyamat tak hanya fokus pada pertanian sebagai wilayah kekuasaannya.
Ia mengutamakan aktivitas pelayaran dan perdagangan dengan daerah seberang.
Baca juga: Istri Dinyatakan Sembuh, Asisten Sekda Jepara Meninggal akibat Covid-19
Tak hanya itu. Ia juga menerapkan sistem commenda (kontrak pinjaman alat bayar/uang untuk perdagangan) dalam melakukan hubungan dagang dan pelayaran.
Sistem commenda mengatur raja atau penguasa yang ada di wilayah pesisir melalui wakil-wakilnya di Malaka, untuk menanamkan modal pada kapal dari dalam maupun luar negeri yang akan berlayar untuk melaksanakan perdagangan dengan wilayah lain.
Sayangnya Jepara mengalami kemunduran saat Ratu Kalinyamat mangkat dan kekuasaannya jatuh di tangan Sultan Pajang.
Baca juga: Penutupan Tempat Wisata di Jepara Diprediksi Turunkan Kasus Covid-19
Nanum pelabuhan Jepara dan aktivitasnya tak berhenti. Salah satu pelaut Belanda yang datang pertama kali Jepara mengatakan jika Jepara adalah pelabuhan ekspor yang menjadi bagian penting Kerajaan Mataram.
Sekitar tahun 1680-an, VOC memperoleh konsesi dalam bentuk sewa (gadai) dari Raja Mataram untuk mendirikan benteng di Pelabuhan Jepara.
Selain Batavia, pusat kekuasaan VOC ada di Jepara karena pada waktu itu posisi Jepara sangat menguntungkan.
Dengan pusat kekuasaan di Jepara, maka VOC akan mewarisi sarana dan prasarana kota pelabuhan yang strategis serta potensi Jepara yang saat itu masih memiliki daerah yang menghasilkan produk pertanian
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.