Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Warga di Yogyakarta Gotong Royong Dirikan Shelter Tangguh untuk Pasien Covid-19 yang Antre Dirawat di RS

Kompas.com - 21/02/2021, 09:29 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Krisis tempat tidur di sejumlah rumah sakit bagi pengidap virus corona, mendorong berbagai pihak bergotong royong mendirikan shelter atau penampungan khusus pasien Covid-19.

Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, penampungan semacam itu diciptakan oleh pemerintah desa dengan dukungan komunitas warga.

Bingung dan sempat hampir putus asa. Itulah yang dirasakan Dadang Warsito (26) ketika mengetahui ayahnya dinyatakan positif Covid-19 dan harus mendapat perawatan di rumah sakit.

Baca juga: Prihatin dengan Kualitas Udara di Yogyakarta, Masyarakat Luncurkan Jogja Lebih Bike

Pasalnya, saat itu semua rumah sakit penuh dan sudah tidak ada lagi ruangan rawat inap bagi pasien Covid-19 di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Saya panik dan bingung," kata Dadang kepada wartawan untuk BBC News Indonesia.

Ayah Dadang berusia 71 tahun, adalah warga Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon.

Pada awal Januari, ayahnya dinyatakan positif Covid-19 setelah menjalani pemeriksaan, rontgen dan tes swab. Namun karena tingginya kasus Covid-19 di Kabupaten Bantul, sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 pada saat itu penuh dan mengalami kekurangan ranjang bagi pasien Covid-19.

Baca juga: Insentif Nakes Telat, Dinkes Kota Yogyakarta Surati Kemenkes

Ayah Dadang terpaksa menjalani isolasi mandiri di rumah sembari menunggu antrean rumah sakit.

"Ayah saya berada di nomor antrean 22," kata Dadang.

Setelah seminggu menunggu, Dadang akhirnya mendapat kabar bahwa ada ruang perawatan bagi ayahnya di rumah sakit rujukan Covid-19, Rumah Sakit Senopati, Bantul, DIY.

"Tanggal 9 Januari saya dikabari kalau sudah ada ruang untuk perawatan ayah saya," kata Dadang.

Baca juga: Hakim dan Pegawai Terpapar Covid-19, PN Yogyakarta Tutup untuk Kedua Kalinya

Karena banyak rumah sakit tidak lagi mampu menampung pasien Covid-19, banyak di antara para pasien yang menjalani isolasi mandiri sembari menunggu antrean.AFP Karena banyak rumah sakit tidak lagi mampu menampung pasien Covid-19, banyak di antara para pasien yang menjalani isolasi mandiri sembari menunggu antrean.
Sejak mendapat perawatan di rumah sakit, Dadang mengaku kondisi ayahnya semakin membaik. Dan setelah menjalani pemeriksaan serta tes swab, ayahnya dinyatakan sembuh dan negatif Covid-19.

"Selama delapan hari dirawat, pada hari ketiga ayah dinyatakan negatif," tutur Dadang, lega.

Kepala Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul, Wahyudi Anggoro Hadi, mengaku kondisi tersebut.

"Situasinya memang darurat ruangan. Sampai ada warga kita yang harus menjalani perawatan di rumah sakit Klaten, Jawa Tengah, karena ketersediaan ruang perawatan di rumah sakit Yogya sudah penuh," papar Wahyudi.

Baca juga: KA Prameks 27 Tahun Layani Solo-Yogyakarta PP, Pramekers Beri Penghormatan di Perjalanan Terakhirnya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com