KOMPAS.com - Meski tak lagi muda, Uud Harahap (48) masih mengayuh sepeda ontelnya keliling Kota Yogyakarta untuk menawarkan jasa pijat urut panggilan.
Saat ditemui Kompas.com, pria asal Karanganyar, Jawa Tengah, itu menuturkan bahwa dirinya tak memasang tarif.
Berapa pun yang diberi oleh pelanggan, dia terima dan syukuri.
“Rp 30 ribu mau, Rp 40 ribu mau. ya disyukuri berapapun dapatnya yang penting saya bisa tetap makan. Tiap hari saya bisa memijat 3-4 orang, karena kalau dipaksakan tidak baik,” kata pria dengan dua orang anak itu.
Baca juga: Biaya Sendiri, Tukang Pijat Tunanetra Dirikan Sekolah Gratis bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Uud lalu ungkapkan alasan dirinya menekuni pekerjaan tukang pijat panggilan.
Baginya, pekerjaan tukang pijat dapat dilakukan hingga masa tua jika dibanding sebagai seorang penjahit. Sebab, menjahit dibutuhkan kejelian mata yang tinggi.
“Ya kalau sudah tua kan pasti susah untuk memasukkan benang ke jarum karena mata kan pasti menurun kemampuannya. Sedangkan kalau memijat kan tidak,” katanya sembari meneguk air mineral hilangkan dahaga.
Uud mengaku, sebulan sekali dia pulang ke Solo dengan mengayuh sepeda.
Lebih kurang 4 jam dirinya biasanya tiba di Terminal Tirtonadi. Lalu dia lanjutkan naik bus ke rumahnya di Tawangmangu, Karanganyar.
“Saya rumahnya di Tawangmangu, karena jalan menanjak sepeda saya naiki dari Yogya ke Solo lalu sampai Solo sepeda saya titipkan ke terminal dan saya lanjut naik bus,” ujar dia.
Biasanya, Uud berangkat dari Yogyakarta pukul 04.00 WIB dini hari. Sampai di rumahnya sekitar pukul 08.00 WIB.
Baca juga: Merapi Siaga Level III, Warga Sidorejo di Klaten Masih Bertahan...