Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPPTKG Siapkan Skenario Hadapi Erupsi Gunung Merapi

Kompas.com - 12/11/2020, 14:01 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyiapkan skenario untuk erupsi Gunung Merapi.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan, erupsi Merapi lebih mirip seperti yang terjadi pada tahun 2006.

Dengan demikian, pihaknya membuat skenario ancaman saat erupsi Gunung Merapi ini terjadi.

"Kita buat skenario kalau ekstrusi magma meningkat mencapai 100 ribu meter per hari, kubah lava memenuhi dengan 10 juta meter kubik material yang akan dilontarkan perkiraan 50 persen," ujar dia saat melakukan jumpa pers secara daring, Rabu (11/11/2020).

Baca juga: BPPTKG: Potensi Utama Bahaya Erupsi Merapi ke Arah Tenggara

Dengan skenario tersebut bahaya yang terjadi adalah ke Sungai Gendol 9 kilometer, ke Sungai Opak 6 kilometer, Sungai Boyong 6,5 kilometer, Sungai Trising 7 kilometer, Sungai Senowo 8 kilometer, Sungai Putih 5 kilom, Sungai Kasak 7 kilometer, Sungai Kuning 7 kilometer, dan Sungai Woro 6 kilometer.

"Semua ini (sungai) ada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) 3. Untuk ancaman bahayanya, kalau sudah ada pertumbuhan kubah lava, melihat kecepatan dan volume maksimal," ucap dia.

Sekarang ini guguran dominan ke arah Sungai Senowo, Gendol, dan Lamat dengan jarak maksimal 3 kilometer.

"Sehingga apa yang dilakukan saat status siaga adalah penambangan yang berhulu di merapi KRB 3 dihentikan, pelaku wisata dihentikan di KRB 3, termasuk pendakiaan," ucap dia.

Baca juga: Gunung Merapi Alami 12 Kali Gempa Guguran, BPPTKG: Kegempaan Ini Masih Fluktuatif

Dia menjelaskan, dari data seismik pada hari ini Rabu (11/11/2020) sudah melampaui tahun 2006, namun masih rendah jika dibandingkan dengan erupsi tahun 2010.

"Secara seismik sudah melampaui kubah lava menjelang erupsi tahun 2006 namun masih rendah dibanding tahun 2010. Sehingga kami sampaikan kemiripannya pada 2006 namun demikian data-data sudah melampaui 2006," ujarnya melalui jumpa pers daring, Rabu (11/11/2020).

Dia menjelaskan, dengan data yang didapat saat ini, walaupun masih jauh lebih kecil jika dibanding erupsi tahun 2010, potensi untuk terjadi erupsi eksplosif masih ada. Namun, hingga sekarang kubah lava belum muncul di permukaan.

"Potensi untuk eksplosif ada. Pada saat kami naikkan status siaga potensi bahayanya adalah kalau terjadi erupsi secara eksplosif, potensi bahaya yang ada jarak maksimal 5 kilometer. Kemudian di sisi utara kemungkinan kecil dan juga berdasarkan KRB, dan KRB ini berdasarkan sejarah erupsi maka dampaknya tidak sejauh 5 kilometer," urai dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com