YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Sugeng Kusharyanto mengenang sosok anaknya, Henry Jovinski, staf Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang tewas pada Selasa (11/8/2020) di Distrik Dekai, Yahukimo, Papua.
Dalam pandangannya, sang anak adalah sosok yang punya keinginan kuat mengabdi untuk negara.
Hal itu, kata Sugeng, terlihat dari pemilihan lokasi tugasnya sebagai staf KPU di Papua.
"Saat mendaftar dirinya memilih Papua sebagai lokasi tugas, Hendry sendiri bekerja sebagai tenaga IT di sana,” kata Sugeng di rumah duka, Sidokarto, Godean, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (12/8/2020).
"Hendry juga anak yang idealis," sambungnya.
Baca juga: Permintaan Sang Ibu, Jenazah Staf KPU Yahukimo Dimakamkan di Yogyakarta
Saat Henry ditempatkan di Papua, Sugeng sempat khawatir. Apalagi sempat terjadi kerusuhan besar di Papua sebelum Henry pergi ke sana.
Sugeng juga mengatakan, Henry beberapa kali bercerita pengalaman bekerja di Papua.
Kepada ayahnya, Henry berharap pengalaman itu bisa diabadikan dalam buku. Sebagai orangtua, Sugeng mendukung keinginan tersebut.
"Saya menyarankan untuk Hendry mencatat, dan merekam kejadian di sana," sebutnya.
Pemakaman Hendry dilakukan di Yogyakarta pada Kamis (13/8/2020) besok, karena permintaan pihak keluarga.
“Meski besar dan menetap di Purwokerto keputusan keluarga tetap dimakamkan di Yogyakarta, mamahnya yang minta ingin Hendry dimakamkan di Yogyakarta,” kata Sugeng.
Baca juga: Cegah Kekhawatiran, KPU Koordinasi dengan Aparat soal Pembunuhan Staf KPU Yahukimo
Penyerangan terhadap dua staf KPU Yahukimo terjadi di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua, pada Selasa (11/8/2020) siang.