Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Dulu Saya Diburu Satpol PP, Sekarang Saya Memburu Satpol PP" (2)

Kompas.com - 02/08/2020, 16:15 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com- Saat ini, ada puluhan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dan lansia telantar tinggal di Wisata Rumah Jiwa Hafara, yang terletak Dusun Blawong 2, Desa Trimulyo, Kacamatan Jetis, Bantul, Yogyakarta

Pendiri tempat itu Chabib Wibowo.

Selain lansia, Wisata Rumah Jiwa Hafara juga mendampingi ratusan anak terlantar dan lansia terlantar yang tersebar di pelosok Yogyakarta.

Chabib bercerita jika awalnya dirinya merupakan sosok anak nakal di keluarganya.

Sebagai anak seorang anggota TNI, dia dan keluarga mengikuti tugas sang ayah.

Baca juga: Tiap Hari, Rino Hibur dan Suapi Lansia dan ODGJ, Sisihkan Uang dari Hasil Mengamen Boneka (1)

 

Saat tinggal di Jakarta, Chabib mengaku mengenal kehidupan yang negatif, bergaul kurang terkontrol akhirnya terjerumus ke narkoba.

Oleh keluarga, Chabib dimasukkan ke sebuah pondok pesantren di Tasikmalaya, Jawa Barat. Saat itu dirinya memilih kabur dan tinggal di beberapa kota, seperti Bandung dan Jakarta.

Sampai akhirnya, tahun 2003-2004 dia menetap di Yogyakarta.

Saat itu dirinya menarik becak dan memulung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Chabib tidur di kawasan Jalan Malioboro.

Hingga akhirnya Chabib terjaring razia Pasukan Satpol PP. Saat diamankan, Chabib mengaku  diperlakukan kurang manusiawi hingga membuatnya berontak. 

Sampai akhirnya, Chabib bertemu budayawan Emha Ainun Najib atau Cak Nun yang saat itu ditunjuk sebagai presidennya Malioboro, hingga berkenalan dengan beberapa tokoh.

Akhirnya, dia memberanikan diri mendirikan Hafara. Chabib menyebut nama itu pemberian dari Busyro Muqoddas. Nama Hafara Singkatan dari Hadza min Fadli Rabbi berdiri pada 2004.

Awalnya Panti Hafara berdiri di tanah sitaan bank di kawasan Gonjen, Tamantirto, Kasihan, dan pindah di Desa Brajan, Tempuran,  Tamantirto, Kasihan, Bantul.

Di sana, panti itu menggunakan tanah kas desa. Namun, karena tidak bisa diperpanjang akhirnya menemukan lahan di lokasi sekarang.

Titik balik yang membawanya menjadi 'Babe' bagi puluhan orang jalanan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com