Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luruskan Sejarah, Keluarga HB II Tuntut Pemerintah Inggris Minta Maaf dan Kembalikan Rampasan Perang Sepehi

Kompas.com - 29/07/2020, 16:06 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Keturunan atau trah Raja Keraton Yogyakarta Sultan Hamengkubuwono (HB) II menuntut Pemerintah Inggris meminta maaf dan meluruskan sejarah soal Perang Sepehi yang terjadi pada Juni 1812.

Selain itu mereka juga meminta Pemerintah Inggris untuk mengembalikan harta rampasan saat perang seperti manuskrip, karya sastra hingga perhiasan.

Menurut perwakilah trah HB II Fajar Bagus, saat Perang Sepehi ada 57.000 ton emas yang dirampas Pemerintah Inggris dari Keraton Yogyakarta.

Baca juga: Keluarga HB II Tuntut Pemerintah Inggris Minta Maaf dan Kembalikan Emas Jarahan

"Geger Sepehi proses penyerangan perampasan Inggris dengan berbagai kelompok, di situ terjadi peperangan yang terjadi dampak yang tidak diinginkan seperti perampasan dokumen manuskrip, karya sastra, hingga perhiasan," kata Fajar Bagus, saat dihubungi, Kompas.com, Selasa (28/7/2020).

Fajar mengatakan sejak setahun terakhir pihaknya mendata hasil jarahan perang yang tersebar di Inggris dan Eropa.

Pada tahun 2018 dan 2019 lalu, sudah ada beberapa manuskrip jarahan perang yang sudah dikembalikan.

Baca juga: Sultan HB X: Selama Masih Ada yang Kena Corona, Keadaan Darurat Tetap Dilakukan

Tuntutan pengembalian hasil jarahan oleh Pemerintah Inggris termasuk ribuan ton emas, menurut Fajar bukan tujuan utama keluarganya.

Namun kerabat keturunan HB II hanya ingin ada pelurusan sejarah soal Perang Sepehi. Ia membantah anggapan Perang Sapehi adalah perang saudara.

Dengan pelurusan sejarah tersebut maka HB II bisa diajukan menjadi Pahlawan Nasional.

"Intinya Geger Sepehi bukan peristiwa penaklukan, tetapi sebuah usaha secara masif dan barbar dibuat seolah-olah penaklukkan," ujarnya.

Baca juga: Penanganan Covid-19 di Yogyakarta Dipuji Jokowi, Ini Tanggapan Sri Sultan HB X

Sementara itu, penulis buku Geger Spehi Lilik Suharmajin membenarkan adanya perang yang terjadi pada 1812 itu mengakibatkan Beteng Lor Wetan runtuh.

"Inggris menjajah India, orang-orang India dijadikan tentara bayaran. Tahun 1811 menyerang Palembang dan tahun 1812 menyerang Jawa."

"Saat itu jawa dikuasai Daendels (Gubernur Jenderal Hindia Belanda), karena Daendels kalah lalu jenderal dijabat Jensen, Inggris menguasai Jawa," jelasnya.

Ia juga membenarkan jika ada perampasan manuskrip, karya-karya intelektual, dan perhiasan milik Keraton Yogyakarta oleh Pemerintah Inggris.

Baca juga: Stadion Mandala Krida Yogyakarta Dicoret Sebagai Venue Piala Dunia U-20, Ini Kata Sultan HB X

Namun ia meragukan ada 57.000 ton emas yang ikut dijarah dalam perang tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com