Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stadion Mandala Krida Yogyakarta Dicoret Sebagai Venue Piala Dunia U-20, Ini Kata Sultan HB X

Kompas.com - 06/07/2020, 17:00 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Stadion Mandala Krida Yogyakarta tidak masuk dalam daftar venue perhelatan Piala Dunia U-20 2021.

Pertimbangan stadion yang ada di Yogyakarta ini dicoret dari daftar karena keberadaan Gunung Merapi.

Menanggapi dicoretnya Stadion Mandala Krida Yogyakarta, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X menyampaikan, keputusan ada di PSSI.

"Keputusan ya memang ada di PSSI, kalau sudah diputuskan begitu arep ngopo," ujar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan, Senin (6/7/2020).

Baca juga: Sri Sultan: Kami Siap Jika Stadion Mandala Krida Jadi Venue Piala Dunia U-20

Sri Sultan menyampaikan telah memperjuangkan semaksimal mungkin agar Stadion Mandala Krida Yogyakarta menjadi salah satu venue perhelatan Piala Dunia U-20.

Bahkan pihaknya juga telah mengalokasikan anggaran untuk menambah fasilitas di Stadion Mandala Krida.

"Dari kemarin kita sudah mengalokasikan untuk memperbaiki stadion seperti lampu, tempat duduk dan sebagainya itu harus kita lakukan,"ungkapnya.

Diungkapkanya jika keputusan tersebut sudah final. Maka anggaran yang telah dialokasikan untuk menambah fasilitas di Stadion Mandala Krida bisa dialihkan.

"Ya kalau batal dan itu pasti, yowis duite tak nggo Covid wae (uangnya saya gunakan untuk penanganan Covid saja). Mungkin ada tempat lain yang dianggap lebih representatif kan kita nggak bisa mengatakan apa-apa," tegasnya.

Baca juga: Polisi Tetapkan 3 Tersangka Perusakan Mobil di Stadion Mandala Krida

Alasan utama dicoretnya Stadion Mandala Krida karena keberadaan Gunung Merapi. Hal itu menjadi catatan FIFA.

Alasan FIFA itu disampaikan oleh Ketua Umum PSSI Mochammad Iriawan dalam jumpa pers di Kemenpora (3/7/2020).

"Ya Merapi memang ada aktivitas, ya selamanya kalau memang takut Merapi selama Merapi ada, wong raiso pindah (tidak bisa pindah) ya tetap masalah," ungkap Sultan.

Sri Sultan menyampaikan jika aktivitas Gunung Merapi saat ini dianggap berbahaya, pasti masyarakat Yogyakarta sudah pindah ke tempat lain.

"Mau memindah Merapi piye? Kalau alasannya Merapi. Sedangkan kalau memang itu (Gunung Merapi) berbahaya rakyat Yogya sudah pindah semua dari kemarin," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com