Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Booming" Sepeda, Yogyakarta Rencanakan Desain Aturan Khusus

Kompas.com - 30/06/2020, 16:24 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Bersepeda saat ini booming di Yogyakarta. Hampir setiap hari dapat dijumpai warga masyarakat baik tua maupun muda gowes melintasi jalan-jalan di Yogyakarta. Ada yang sendiri, hingga bersama-sama.

Terkait trend ini, Dinas Perhubungan DIY berencana akan menyusun desain khusus untuk bersepeda.

"Kalau saya baru saya rapatkan dengan perguruan tinggi, penggiat sepeda," ujar Kepala Dinas Perhubungan DIY, Tavip Agus Rayanto, saat dihubungi, Selasa (30/06/2020).

Baca juga: Sepeda 38 Tahun untuk Jual Sayur Hilang, Mbah Mblok Diberi Sepeda yang Nyaris Serupa

Tavip menyampaikan, dari hasil rapat tersebut nantinya akan dijadikan draf.

Kemudian, draf tersebut dipresentasikan ke Gubernur DIY dan Walikota Yogyakarta.

"Dari draf yang ada, saya akan menulis surat mohon waktu paparan ke gubernur dan walikota. Nanti dari paparan itu seperti apa akan saya tindaklanjuti, minggu-minggu ini Insya Allah suratnya sudah sampai ke gubernur," ungkapnya.

Menurutnya, bersepeda di satu sisi membuat emisi gas buang menjadi rendah 20 sampai 30 persen. Sebab, orang beralih dari kendaraan bermotor ke sepeda.

Selain itu, bersepeda juga untuk olahraga agar badan menjadi sehat. Namun demikian eforia yang terjadi saat ini menimbulkan problem tersendiri, salah satunya tidak adanya jalur khusus pesepeda.

"Problemnya kan kemudian ketika booming, ketidakteraturan, ketidaktertiban. Jalur khusus juga nggak ada, nah inilah kemudian kita butuh mengatur," tegasnya.

Di sisi lain, booming-nya bersepeda juga berdampak positif dalam sektor ekonomi. Sebab penjual sepeda menjadi laku. Selain itu warung-warung kecil juga bergeliat kembali karena para pesepeda.

"Multiplier efeknya dari booming bersepeda ini luar biasa, terutama dalam bidang ekonomi. Cuman sekarang yang penting itu kemudian membikin tertib dijalan, inilah yang sekarang kita diskusikan dengan situasi DIY," tandasnya.

Tavip mencontohkan, di luar negeri trotoar memang didesain untuk pejalan kaki dan bersepeda. Sedangkan trotoar di DIY hanya untuk pejalan kaki. Itupun juga masih ada masyarakat yang mendirikan warung di trotoar.

"Kalau di luar negeri itu kan pejalan kaki maupun pesepeda itu ya di trotoar tidak menggunakan badan jalan. Nah kalau kita kan menggunakan badan jalan, makanya banyak kecelakaan, trotoarnya malah untuk warung," bebernya.

Baca juga: Pedagang Cilok Tewas Ditembak Begal, Sepeda Motor Dibawa Kabur

Sementara itu, Sekda DIY Kandarmata Baskara Aji mengatakan bersepeda memang saat ini sedang booming di Yogyakarta.

"Saya kira teman-teman ini euforia bersepeda, ini tidak hanya melanda Yogya, bukan hanya Indonesia tapi seluruh dunia," ungkapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com