YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Universitas Gadjah Mada (UGM) mengelar upacara bendera Hari Pendidikan Nasional di halaman Balairung UGM.
Namun berbeda dengan sebelum-sebelumnya, upacara di gelar melalui aplikasi telekonferensi.
Ribuan sivitas UGM dan masyarakat mengikuti upacara Hari Pendidikan Nasional ini.
Mereka mengikuti upacara ini tidak di lokasi namun secara daring dari rumah masing-masing, melalui aplikasi telekonferensi atau dengan menyaksikan tayangan langsung di Youtube.
Pada peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI mengangkat tema "Belajar dari Covid-19"
Baca juga: Di Hari Pendidikan Nasional, 258 Mahasiswa UNS Diwisuda Secara Online
"Marilah kita senantiasa bersyukur memperoleh kesehatan, kekuatan, dan kesempatan sehingga dapat menghadiri puncak peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2020 dalam suasana yang khidmat dan penuh rasa cinta pada tanah air, bangsa, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, walaupun saat ini kita melaksanakan upacara di tempat masing-masing dan mengikuti secara daring," ujar Rektor UGM, Panut Mulyono dalam keterangan tertulis Humas UGM, Sabtu (02/05/2020).
Panut menyampaikan tema "Belajar dari Covid-19" sangat relevan. Sebab pandemi Covid-19 telah membuat warga dunia tergagap-gagap dalam menyikapi.
Muncul kesadaran bahwa dalam berbagai bidang kehidupan, masyarakat belum sepenuhnya siap untuk melakukan tindakan tanggap darurat.
"Dari kondisi ini semestinya banyak hal yang dapat kita pelajari untuk meningkatkan kualitas dan derajat kehidupan kita dari pandemi ini," tegasnya.
Baca juga: Kajian UGM, 3 Klaster Besar Penularan Corona di Yogyakarta dari Kegiatan Keagamaan
Diungkapkanya Bangsa Indonesia saat ini menghadapi tragedi kemanusiaan yang sangat serius. Sektor ekonomi, industri, dan pendidikan sontak terpukul oleh pandemi ini.
Pemerintah telah menyampaikan bahwa dalam situasi yang sangat berat, akan terjadi peningkatan jumlah angka kemiskinan hingga 3,78 juta orang, dengan jutaan tenaga kerja mengalami pemutusan hubunga kerja.
UGM sendiri saat ini masih harus terus berbenah dalam metode pembelajaran secara daring, meski sistem ini telah dipersiapkan dan dikembangkan secara masif dan terstruktur sejak tahun 2004.
"Dalam melaksanakan tugas mendidik anak bangsa, kita harus terus-menerus melakukan penyesuaian dan inovasi pada proses pembelajaran. Kita lakukan relaksasi kurikulum, mereview peraturan akademik yang telah ada, serta terus mengembangkan MOOCs," tuturnya.
Baca juga: Fakta Hardiknas, Mengenang Ki Hadjar Dewantara hingga Kisah Penolakannya