Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Prianggono, Mantan Preman Tinggalkan Dunia Hitam untuk Dirikan Panti Asuhan

Kompas.com - 11/02/2020, 06:20 WIB
Wijaya Kusuma,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Seorang remaja mengenakan seragam SMA melangkah masuk ke dalam sebuah warung.

Remaja ini berhenti setelah melihat seorang pria mengenakan kaus dan sarung duduk di sebuah kursi.

Pria ini berambut sedikit panjang dengan tato di leher.

Baca juga: Kisah Haru Pelayan Kesehatan di Pedalaman Aceh Timur, Antar Pasien dengan Getek

Pelajar SMA ini pun lantas melangkah mendekat, dan mencium tangan pria tersebut.

Setelah itu, remaja ini berjalan masuk ke dalam bagian belakang warung.

Pria sederhana yang duduk di kursi itu bernama Prianggono.

Jika dilihat sekilas, pria berusia 43 tahun ini tampak garang.

Namun, siapa sangka, di balik parasnya tersebut, pria kelahiran Semarang ini murah senyum dan bahkan mempunyai jiwa sosial yang tinggi.

Di tempat tinggalnya, di Dusun Prigen, Desa Widodomartani, Prianggono mendirikan Panti Asuhan Islam Yatim dan Dhuafa Daarul Qolbbi Pondok Pesantren Tombo Ati, Sleman.

"Asal saya dari Semarang, istri saya yang asli sini," ujar Prianggono saat ditemui di Warung Kongsuu, Desa Widodomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Senin (10/2/2020).

Sembari sesekali menyapa ramah tamu yang datang ke warungnya, Prianggono menceritakan tentang perjalanan hidupnya.

Sebelum tinggal di Sleman, Prianggono tinggal di Semarang, Jawa Tengah.

Sejak duduk di sekolah menengah pertama (SMP), Prianggono sudah akrab dengan minuman keras.

"Saya nakal dari SMP, sudah minum, sudah punya tato, jualan obat (pil) koplo juga. Saya dikeluarkan dari SMA itu gara-gara ketahuan membawa pil koplo banyak di dalam tas," ucapnya.

Kehidupannya yang kelam itu membuat Prianggono menjadi preman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com