YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Pecinta kuliner mi ayam dikejutkan dengan meninggalnya pemilik warung Mie Ayam Bu Tumini Sari Rasa Jatiayu, Bu Tumini, Sabtu (8/2/2020).
Warung Mie Ayam Bu Tumini begitu melegenda di Yogyakarta.
Namun, sedikit yang tahu perjuangan panjang Bu Tumini untuk mendapatkan kepercayaan bahkan kini menjadi salah satu legenda mi ayam di Yogyakarta.
Kompas.com berkunjung ke rumah pertama Tumini, di Dusun Sawahan V, Desa Dadapayu, Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul, Senin (10/2/2020).
Baca juga: Bu Tumini, Pemilik Warung Mi Ayam Legendaris Jogja, Meninggal Dunia
Tiba di lokasi, suasana duka masih terasa di rumah sederhana yang berada tepat di pinggir sungai kecil.
Di rumah bercat putih ini, jenajah Tumini disemayamkan terakhir kali sebelum dimakamkan dipemakaman setempat.
Sejumlah kerabat dan mitra usaha masih mengunjungi untuk menyampaikan belasungkawa.
Sebuah karangan bunga dari sebuah perusahaan minuman masih ada, dan belum diletakkan di dekat pusara Tumini.
"Ibu banyak tinggal di Bantul (Jejeran, Wonokromo, Plered), disini ditempati bulik," kata anak pertama Tumini, Eko Supriyanto di Jatiayu, Karangmojo.
Eko sudah menetap di wilayah Kecamatan Tridadi, Sleman, dan membuka usaha mi ayam dengan nama Junior satu.
Dia melanjutkan usaha mi ayam yang sudah dirintis ibunya sejak puluhan tahun lalu.
Dia menceritakan, awal pasangan almarhum Tumini dan Suparman berjualan mi ayam, bermula dari kepiawaian Suparman membuat mi.
Keahlian itu ia diperoleh dari saudaranya di Cirebon, Jawa Barat.
Medio 1989, keluarga kecil dengan lima anak ini awalnya menyewakan beberapa gerobak mi ayam kepada para pedagang keliling di kawasan Kota Gede.
Untuk sewa gerobak setiap hari dipatok Rp 500.