Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditanya soal Penghapusan UN, Jusuf Kalla: Jangan Jadi Generasi Muda yang Lembek

Kompas.com - 13/12/2019, 13:04 WIB
Markus Yuwono,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla tidak menjawab spesifik saat ditanya soal rencana penghapusan ujian nasional (UN) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebuayaan.

Meski demikian, Kalla hanya berpesan agar kebijakan jangan sampai melemahkan kemampuan siswa.

"Nanti kita bicarakan itu. Ya, jangan menciptakan generasi muda yang lembek, agar semua belajar, dan pentinglah itu, nanti kita bicarakan," kata Kalla saat ditemui seusai mengikuti pengukuhan Guru Besar Haedar Natsir di Sportorium UMY, Kabupaten Bantul, Kamis (12/12/2019).

Jusuf Kalla juga enggan menjelaskan maksud kata-katanya itu saat ditanya lebih lanjut.

"Nantilah itu," kata dia.

Baca juga: 5 Fakta Seputar UN Dihapus, Dukungan Kepala Daerah hingga Dikritik Jusuf Kalla

Beberapa waktu lalua, Kalla menyebut, seandainya ada penghapusan UN, maka pendidikan Indonesia akan kembali seperti sebelum tahun 2003, saat UN belum diberlakukan.

Saat itu, menurut Kalla, tidak ada standar mutu pendidikan nasional, karena sistem kelulusan dipakai dengan rumus "dongkrak nilai".

Akibatnya, hampir semua peserta didik diluluskan.

Menurut Kalla, UN memang harus dievaluasi setiap tahunnya. Tetapi, yang harus diperbaiki itu adalah hasil pendidikannya.

Menurut Kalla, UN masih relevan diterapkan. Alasannya, UN menjadi tolok ukur kualitas pendidikan di Indonesia.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menjawab kritik Wakil Presiden ke-12 RI tersebut soal penghapusan UN.

Nadiem mengatakan, perubahan sistem UN menjadi penilaian kompetensi minimum dan survei karakter itu justru lebih membuat siswa dan sekolah tertantang.

"Enggak sama sekali (membuat siswa lembek), karena UN itu diganti assessment kompetensi di 2021. Malah lebih men-challenge sebenarnya," kata Nadiem di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (11/12/2019).

Nadiem menyebut, setelah sistem ujian baru ini diterapkan, pihak sekolah harus mulai menerapkan pembelajaran yang sesungguhnya, atau bukan sekadar penghafalan semata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com