Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa di Yogyakarta Meninggal Saat Jadi Imam, Ini Cerita Warga

Kompas.com - 02/12/2019, 05:48 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, M. Sirajul Milal (22), terperosok ke dalam sumur saat menjadi imam di Mushala Pesantren Ilmu Giri, Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Bantul, Sabtu (30/11/2019) malam. 

Warga setempat sekaligus tenaga pembantu pesantren, Wardoyo menceritakan, Minggu (30/11/2019) malam, seperti biasa sehabis membersihkan pesantren, dirinya beristirahat.

Saat memasuki waktu shalat isya, dirinya mendengar teriakan minta tolong dari beberapa orang mahasiswa, yang kebetulan melaksanakan makrab di Pesantren Ilmu Giri. 

Dirinya pun bergegas menolong korban yang sudah berada di dalam sumur.

Baca juga: Mahasiswa di Yogyakarta Meninggal Saat Jadi Imam, Ini Lokasinya

 

Meski mengaku tidak bisa berenang, pria 35 tahun ini pun nekat turun ke dalam sumur sedalam sekitar 7 meter dengan kedalam air sekitar 3 meter, menggunakan selang air.

Setelah beberapa kali menyelam ke dalam air sumur yang dingin, sambil memegang tali dan selang, dirinya mencoba menolong korban yang berada di dasar sumur.

"Saya itu tidak bisa berenang, tetapi karena niate (ingin) menolong. Kepikiran cuma satu pakai selang air tak tarik, lalu saya turun. Korban sudah tidak kelihatan," katanya ditemui   Kompas.com  di rumahnya, Dusun Nogosari, Desa Selopamioro, yang tak jauh dari pesantren Minggu (1/12/2019).

"Posisi saay sudah menyentuh (korban) (bagian) seperti kain gitu, saya kedinginan, sudah sesak nafas. Masnya (teman korban) turun dan mengangkat (korban)," ucapnya.

Saat itu dirinya sudah mulai lelah dan sesak nafas. Salah seorang mahasiswa itu langsung menolong korban, dan dilarikan ke RSUD Panembahan Senopati Bantul. Dirinya pun karena kelelahan sempat dilarikan ke rumah sakit Nur Hidayah untuk mendapatkan perawatan.

"Dari cerita teman-temannya, masnya itu terperosok saat menjadi imam. Saat rakaat ke tiga jatuh. Tapi saya tidak mengetahui persis. Saat itu pas shalat isya sekitar jam 7 an (19.00 WIB)," ucapnya.

Mushala dan sumur sudah diberikan pengamanan 3 lapis

Wardoyo mengatakan, sumur dibangun saat pesantren ada sekitar medio sebelum gempa Yogyakarta 2006, seingat dia sekitar tahun 2005. Sumur itu dibuat untuk wudhu, dan kegiatan lainnya.

"Bangunan masjid (mushala) dibangun sekitar kurang lebih 2 tahun atau 2,5 tahun lalu," ucapnya. 

Untuk mushala sendiri sering digunakan untuk kegiatan masyarakat, meski tidak setiap hari. Kegiatan rutin yakni Mujahadah pada Selasa Pon. Disinggung mengenai apakah lantai yang terbuat dari bambu rapuh, menurut dia, ia siang hari masih membersihkan lokasi dan tidak ada yang mencurigakan.

"Beberapa minggu yang lalu ada yang memakai tidak ada kendala. Saya kesana paginya sebelum kejadian itu, di tempat yang ambrol itu tidak ada kecurigaan (tanda) rusak," ucapnya. 

Baca juga: Kisah Sonto Wiryo Jatuh dari Ketinggian 9 Meter hingga Lengan Patah Menggantung Selama 19 Tahun

Dijelaskannya, di atas sumur oleh pengelola diberikan pengamanan sebanyak tiga lapis. Yakni bambu dan kayu. Sumur itu juga masih digunakan, memang untuk beberapa waktu terakhir ada kendala pompanya macet. 

Sebelumnya, Kapolsek Imogiri, Kompol Anton Nugroho membenarkan kejadian itu. Dijelaskannya, korban M. Sirajul Milal (22), merupakan warga Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat meninggal dunia saat menjadi imam di mushala pesantren. Korban sempat dilarikan ke RSUD Panembahan Senopati Bantul, namun nyawanya tidak tertolong.

"Korban terperosok. Saat rakaat ketiga saat melaksanakan sujud, tiba-tiba jatuh terperosok," katanya saat dihubungi   kompas.com  Minggu (1/12/2019). 

"Murni (kecelakaan) Mas, sudah ada visum dan penyelidikan dari Infis Polres Bantul tadi malam," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com