Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Tokoh Asal Yogyakarta Akan Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional

Kompas.com - 08/11/2019, 10:32 WIB
Wijaya Kusuma,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dua tokoh asal Yogyakarta akan dianugerahi gelar pahlawan nasional pada Jumat (08/11/2019) di Istana Negara.

Dua tokoh ini adalah Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakir dan Prof. Dr. M. Sardjito.

Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) DIY Untung Sukaryadi membenarkan jika dua tokoh Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakir dan Prof. Dr. M. Sardjito akan dianugerahi gelar pahlawan.

"Iya betul (Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakir akan dianugerahi gelar pahlawan nasional), dengan Prof. Dr. Sardjito. Iya dua (tokoh)," ujar Kepala Dinas Sosial (Dinsos) DIY Untung Sukaryadi saat dihubungi, Kamis (07/11/2019) malam.

Baca juga: Ruhana Kuddus, Jurnalis Perempuan Pertama, Diangkat Jadi Pahlawan Nasional

Untung menjelaskan proses pengusulan gelar pahlawan nasional bisa dilakukan oleh siapa saja, mulai dari masyarakat, lembaga, maupun komunitas. Didalam proses tersebut, ada data-data yang harus dilengkapi.

"Ada kelengkapan yang harus dilengkapi, data-data perjuangan, lantas ada akademiknya, diseminarkan lokal maupun nasional," ucapnya.

Setelah itu, data-data dikaji oleh tim daerah. Dari hasil kajian, jika dinilai layak maka akan direkomendasikan ke gubernur. Dari gubernur, nantinya dilanjutkan ke Kementerian Sosial.

Menurutnya Kementerian Sosial tidak bisa mengeksekusi. Masih harus didaftarkan ke dewan gelar nasional. Setelah dikaji, lantas diajukan ke presiden.

Disampaikanya, salah satu pihak yang mengusulkan Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakir mendapat gelar pahlawan nasional adalah dari Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.

Baca juga: Syaichona Cholil Bangkalan Disebut Layak Jadi Pahlawan Nasional

"Kalau pengajuanya sudah agak lama, Prof. Dr. Sardjito juga baru dieksekusi tahun ini juga. Yogya itu hebat, hanya 10 gelar pahlawan, dua dari Yogya," urainya.

Undangan penganugerahan lanjutnya sudah diterima. Rencananya dirinya akan mendampingi Gubernur DIY Sri Sultan HB X untuk menghadiri penganugerahan gelar pahlawan nasional di istana negara, Jakarta.

Penganugerahan gelar pahlawan akan dilaksanakan pada pukul 13.00 WIB.

Untung mengaku sangat senang dan bahagia, ada dua tokoh dari Yogyakarta yang pada tahun ini dianugerahi gelar pahlawan nasional.

Penganugerahan ini semakin menunjukan bahwa di Yogyakarta banyak penjuang-pejuang dalam berdirinya Republik Indonesia.

Baca juga: Untuk Kedua Kalinya, Prof. Sardjito Diusulkan sebagai Pahlawan Nasional

Jasa Abdul Kahar Mudzakir dan Sardjito

Kiai Haji Abdul Kahar Mudzakir lahir di Kotagede, Yogyakarta pada 1908 dan wafat pada 2 Desember 1973. KH Abdul Kahar Muzakkir sempat menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Tak hanya itu, K.H Abdul Kahar Muzakkir juga selaku perintis Universitas Islam Indonesia (UII) dan pernah pula menjadi rektor periode 1948-1960.

Prof. Dr. M. Sardjito lahir merupakan putra dari seorang guru bernama Sajit. Sardjito lahir pada tanggal 13 Agustus 1889 di Desa Purwodadi, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Prof. Dr. M. Sardjito wafat pada 5 Mei 1970 di usia 80 tahun. Prof. Dr. M. Sardjito merupakan perintis serta rektor pertama UGM pada 1950-1961.

Pada masa revolusi kemerdekaan, Sardjito memberikan kontribusi nyata membantu para pejuang kemerdekaan. Sardjito menciptakan makanan ransum bernama Biskuit Sardjito untuk para tentara pelajar yang sedang berjuang.

Ia juga menciptakan vaksin anti penyakit infeksi untuk Typus, Kolera, Disentri, Staflokoken dan Streptokoken.

Baca juga: Mengenal Prof. Sardjito, Ilmuwan Pencipta Vaksin Typus hingga Biskuit Tentara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com