Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sapi Mati Mendadak di Wilayah Endemik Antraks

Kompas.com - 27/06/2019, 14:06 WIB
Markus Yuwono,
Candra Setia Budi

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Seekor sapi kembali mati di Dusun Grogol IV, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Gunung Kidul, Yogyakarta, Kamis (27/6/2019). Petugas mengambil sampel sapi tersebut untuk memastikan terkena bakteri antraks atau tidak.

Dusun Grogol IV merupakan tempat penemuan antraks pertama kali. Sapi yang mati milik Jumiyo, yang sebelumnya juga memiliki sapi mati mendadak dan positif antraks pada 29 April 2019.

"Kejadiannya jam 04.00 pagi tadi. Dan ternyata itu anak dari indukan sapi yang mati beberapa waktu lalu," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Gunung Kidul Bambang Wisnu Broto saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (27/6/2019).

Baca juga: Antisipasi Antraks, Ribuan Ternak di Gunungkidul Mendapat Vaksin

Dijelaskannya, pihaknya langsung melakukan koordinasi dan petugas DPP langsung mendatangi lokasi untuk melakukan tindak lanjut dengan mengambil sampel. Selain itu, pihaknya berkoordinasi dengan Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, Kulon Progo, untuk memastikan penyebab kematian sapi tersebut.

Ternak yang mati tersebut kemudian disarankan untuk dikubur di dalam tanah. Pemilik ternak itu pun mematuhi apa yang dianjurkan oleh DPP Gunung Kidul.

"Hari ini sampelnya dibawa ke laboratorium BBVet Wates untuk diuji. Jadi kami belum tahu hasilnya positif apa negatif (antraks)," katanya. 

Baca juga: Cegah Penyebaran Antraks, Ribuan Ternak Disuntik

Untuk mengantisipasi adanya penyebaran antraks, DPP Gunung Kidul kembali melokalisir hewan ternak di Dusun Grogol 4 dengan cara mengawasi dengan ketat hewan ternak yang keluar masuk wilayah tersebut.

"Kami akan melokalisir daerah yang terpapar itu supaya nanti keluar masuk ternak di situ (Dusun Grogol 4) benar-benar diawasi," katanya.

Pihaknya juga sudah memberikan vaksin terhadap ribuan ternak. Adapun pemberian vaksin terbagi dalam zona merah dan kuning. Zona merah meliputi Dusun Grogol I, II, III, IV, V di Desa Bejiharjo, Karangmojo, hingga wilayah Wonosari yang berbatasan dengan Grogol IV, yakni Dusun Tawarsari di Desa Wonosari dan Dusun Kajar 3 di Desa Karangtengah.

"Di zona merah ada 389 ekor sapi, 928 kambing, 10 domba," katanya.

Baca juga: Kasus Antraks di Gunungkidul, Pasar Hewan Diusulkan Ditutup Sementara

Zona kuning di Padukuhan Grogol II, Gunungsari, Banyubening I, Banyubening II, Kulwo, Desa Bejiharjo; Kedung I, Kedung II, Desa Karang Tengah; Budegan I, Budegan II, Desa Piyamam; dan Selang II, Desa Selang.

Total ternak sapi ada 839, ternak kambing 1.852, dan 30 domba. Vaksin untuk pencegahan antraks akan diberikan secara berkala selama sepuluh tahun. Setiap tahun, hewan ternak ini akan diberikan vaksin sebanyak dua kali.

Baca juga: Terpapar Antraks, Ternak di Gunungkidul Diisolasi

Kasi Kesehatan Veteriner DPP Gunung Kidul Retno Widiastuti mengatakan, penyuntikan vaksin sebagai upaya pencegahan penyakit antraks. Diakuinya, vaksin bisa memberikan efek samping terhadap ternak.

"Vaksin antraks dapat memberikan efek samping terhadap kesehatan hewan ternak. Apabila hewan yang divaksin dalam kondisi tidak sehat bisa sakit hingga mati. Jadi, sebelum vaksin dilakukan, kami memberikan sosialisasi terkait dengan pemberian antibodi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com