Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-insiden di Gereja Santa Lidwina Bedog, Umat Diharap Tenang dan Berpikir Jernih

Kompas.com - 11/02/2018, 12:55 WIB
Wijaya Kusuma,
Amir Sodikin

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pascainsiden di Gereja Santa Lidwina Bedog, Sleman, Yogyakarta, semua pihak diharapkan tenang dan berfikir jernih. Tindak kekerasan dan aksi intoleran tidak hanya menyasar pada satu agama, karena itu semua pihak diharapkan bersatu dan lebih hati-hati menyikapi situasi agar tidak terpancing. 

Ketua Gereja Santa Lidwina, Sukatno, menyampaikan umat saat ini sudah berfikir jernih dan tidak terpancing. Umat memandang pria yang melakukan penyerangan hanya ingin mengacau kedamaian.

Seperti diberitakan sebelumnya, pastor dan umat di Gereja St Lidwina, Bedog, Sleman, Yogyakarta, Minggu (11/2/2018) pada pukul 07.30 WIB, diserang seorang pelaku yang belum diungkap identitasnya. Umat yang sedang menghadiri misa terluka, begitu pula dengan Pastor Karl-Edmund Prier SJ, biasa dipanggil Romo Prier, yang sedang memimpin misa.

Baca juga : Lima Orang Terluka pada Penyerangan di Gereja St Lidwina Sleman

"Umat kan sudah cerdas, jadi tidak terpengaruh," ujar Ketua Gereja Santa Lidwina, Sukatno, Minggu (11/2/2018)

Sukatno menuturkan umat tidak terpancing dengan aksi penyerangan yang dilakukan oleh orang tidak dikenal. Umat memandang apa yang dilakukan oleh orang tidak dikenal tersebut hanya ingin mengacaukan kedamaian.

"Umat biasa-biasa saja, itu kan hanya orang yang ingin mengacau kedamaian saja," tegasnya.

Menurut Sukatno, untuk menenangkan psikologi umat, pihaknya mengundang Kapolres Sleman untuk memberi penguatan. Sehingga umat bisa merasa nyaman beribadah.

"Untuk menguatkan psikologi umat, tadi sudah menyampaikan ke Kapolres meminta bantuannya memberikan penguatan kepada umat. Saat jemaat kumpul beliau nanti akan memberikan penguatan ke umat," katanya.

Setelah gereja nantinya dibersihkan, akan kembali digunakan untuk beribadah. Kemungkinan hari Sabtu dan Minggu depan, sudah untuk ibadah kembali.

Baca juga : Polisi Tangkap Pelaku yang Lukai Pastor dan Umat di Gereja St Lidwina

"Ya, nanti kalau sudah bisa dibersihkan. Mungkin Sabtu dan Minggu bisa untuk ibadah kembali," tandasnya.

Seorang pria tidak dikenal melakukan penyerangan dengan senjata tajam saat ibadah misa di gereja St Lidwina, Bedog, Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping, Sleman, Yogyakarta, Minggu (11/02/2018) pagi.

Akibatnya, tiga umat dan satu orang Romo, mengalami luka akibat senjata tajam dan harus dilarikan ke rumah sakit. Seorang petugas kepolisian juga mengalami luka saat berusaha menenangkan pelaku.


Publik harus bersatu

Publik perlu terus mendukung dan mengawasi kepolisian untuk mengusut kasus-kasus kekerasan. Jangan sampai publik kehilangan kepercayaan terhadapan kepolisian, bahkan hukum itu sendiri, akibat tidak tanggapnya aparat penegak hukum.

Dewan pembina MAARIF Institute yang juga penulis buku Membela Islam, Membela Kemanusiaan, Fajar Riza Ul Haq, kepada Kompas.com, mengatakan, akhir-akhir ini kita mendengar beberapa aksi bernuansa kekerasan dan intoleran terhadap semua kelompok agama. 

Baca juga : Sedang Misa, Pastor dan Umat Gereja St Lidwina Sleman Diserang

"Dengan bermunculannya kasus-kasus kekerasan dan intoleransi yang memakan korban dari semua kelompok agama ini, seharusnya membuat publik sadar dan bersatu," kata Fajar.

Menurut Fajar, kasus-kasus seperti ini bukan hanya sebatas aksi intoleransi dan kekerasan terhadap kelompok-kelompok agama.

"Saya kira ada faktor lain yang harus sama-sama diwaspadai oleh semua umat beragama dan menjadi perhatian pemerintah. Jangan sampai umat yang majemuk ini termakan hasutan dan adu-domba dan kepentingan politik sesaat," kata Fajar. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com