Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alih Fungsi Lahan Mengubah Perilaku Orangutan

Kompas.com - 29/03/2013, 08:47 WIB
Fifi Dwi Pratiwi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Alih fungsi lahan hutan ternyata tak hanya berdampak pada terjadinya degradasi lingkungan, tetapi juga berpotensi memunculkan masalah pada hewan yang hidup di dalam ekosistem tersebut.

Hasil studi Ecology and Conservation Center for Tropical Studies (Ecositrop) Universitas Mulawarman dan The Nature Conservancy (TNC) pada tahun 2012 mengungkap, alih fungsi lahan bisa mengubah perilaku salah satu subspesies orangutan Kalimantan, Pongo pygmaeus morio.

"Berdasarkan hasil studi kami yang dilakukan di beberapa tipe lanskap, ada kecenderungan perubahan perilaku orangutan yang dikenal sebagai hewan arboreal menjadi terestrial", ungkap Dr Yaya Rayadin, ahli orangutan dan ketua Ecositrop.

"Kecenderungan ini tertangkap dari hasil rekaman jebakan kamera yang dipasang di lokasi penelitian," tambahnya saat menjelaskan hasil penelitiannya, Kamis (28/3/2013) hari ini di Jakarta.

Lebih jauh, Yaya menambahkan kalau pada beberapa tipe lanskap yang menjadi bagian studinya, seperti kawasan kars dan kawasan reklamasi bekas tambang, orangutan mulai sering terlihat di permukaan tanah.

Bahkan, kemunculan hewan dalam rekaman kamera jebak yang dipasang untuk merekam hewan terestrial, khususnya di kawasan reklamasi pasca-tambang, indeks kemunculan orangutan dalam rekaman itu lebih besar dibandingkan kemunculan hewan terestrial lain, seperti kijang, babi hutan, dan ayam hutan.

Menurut Yaya, tingginya indeks kemunculan orangutan menjadi indikator adanya perubahan perilaku orangutan yang seharusnya lebih sering berada di tajuk pohon dibandingkan di atas permukaan tanah.

"Kodrat orangutan adalah hewan arboreal, yang artinya sebagian besar waktu hidupnya dihabiskan di atas pohon, bukannya di permukaan tanah. Perubahan perilaku orangutan menjadi lebih sering di tanah bisa membahayakan diri mereka," kata Yaya.

Yaya menjelaskan, orangutan yang berada di permukaan tanah lebih rentan menjadi mangsa karnivor yang hidup di habitat tersebut, seperti macan pohon. Hal ini karena gerakan orangutan yang lambat di atas tanah dibandingkan saat berada di tajuk pohon.

Menurut Yaya, salah satu faktor yang menyebabkan perubahan perilaku ini adalah degradasi hutan yang membuat tajuk pohon semakin berkurang. Orangutan juga tergusur ke habitat lain yang memiliki tajuk pohon tinggi sangat sedikit, seperti kawasan kars atau kawasan bekas reklamasi tambang.

Perubahan perilaku ini bisa berdampak pada keberlanjutan populasi orangutan karena mereka menjadi terancam oleh pemangsa di saat mereka pun menghadapi ancaman fragmentasi habitat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com