Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pusat Rehabilitasi Orangutan Bertambah

Kompas.com - 05/03/2013, 14:10 WIB

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Jumlah pusat rehabilitasi orangutan di Kalimantan akan bertambah. Tahun ini, Centre for Orangutan Protection menargetkan membuka pusat rehabilitasi- reintroduksi orangutan di Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Persiapan awal dilakukan, yakni mencari tanah 50 hektar.

”Maret atau April mendatang sudah bisa dikerjakan bangunan fasilitas, seperti klinik dan kandang-kandang,” kata Hardi Baktiantoro, Principal COP-organisasi nonpemerintah yang bergerak mengonservasi satwa di Balikpapan, Senin (4/3/2013).

Fasilitas-fasilitas itu akan cepat dikerjakan karena bukan bangunan besar. Lahan luas untuk ruang terbuka sebagai tempat ”sekolah” orangutan yang direncanakan untuk dilepasliarkan. Di tempat itu, orangutan akan dilatih bermacam hal, seperti cara membuat sarang. Pusat rehabilitasi ini bisa menampung 50 ekor orangutan.

Menurut Hardi, pusat penyelamatan orangutan yang baru diperlukan karena pusat penyelamatan yang ada melebihi kapasitas. Di Kaltim, misalnya, pusat penyelamatan orangutan ada di Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, di bawah Borneo Orangutan Survival Foundation.

Di Kalimantan Barat ada dua, yakni Nyaru Menteng, Palangkaraya, dan Taman Nasional Tanjung Puting, Kotawaringin Barat. Di Indonesia, terdapat enam pusat penyelamatan orangutan.

Novianto Bambang, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan, awal Februari lalu menyebut, saat ini 1.500 orangutan ada di tempat rehabilitasi dan tidak semua memenuhi syarat dilepasliarkan. Baru 300-400 orangutan yang bisa dilepasliarkan.

Target pelepasliaran

Pada saat pelepasliaran tiga orangutan di hutan Kehje Sewen, Kutai Kartanegara, April 2012, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan, semua orangutan di semua pusat rehabilitasi harus dilepasliarkan paling lambat 2017.

”Pusat rehabilitasi orangutan di Sepaku bukan untuk kejar target pelepasliaran. Namun, untuk sekolah orangutan. Jika orangutan siap, kami lepasliarkan,” ujar Hardi. Saat ini, 16 orangutan masuk daftar tunggu.

Yaya Rayadin, ahli ekologi populasi pada Pusat Penelitian Hutan Tropis Universitas Mulawarman, Samarinda, menyebut, habitat orangutan terus diambil untuk perkebunan, tambang, dan permukiman. Kini, ratusan orangutan di seluruh Kalimantan terjebak di habitatnya sendiri yang berpotensi konflik dengan masyarakat dan berujung pada pembantaian orangutan, seperti terjadi tahun 2011 di Kaltim.

Di Kalimantan, ada subspesies orangutan Pongo pygmaeus morio di Kaltim dan Sabah (Malaysia) serta Pongo pygmaeus pygmaeus dan Pongo pygmaeus wurmbii. (PRA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com