Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

God Bless Bikin Jibriel "Keteteran"

Kompas.com, 15 Juni 2011, 14:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam sebuah pertunjukan pada Selasa (14/6/2011) malam di Jakarta, band rock legendaris God Bless, yang terdiri dari Achmad Albar (vokal), Ian Antono (gitar), Donny Fattah Gagola (bas), Abadi Soesman (keyboard), dan Yaya Muktio (drum), membuat grup rock masa kini, Jibriel, "keteteran". Para penonton konser Founders Day itu, yang digelar oleh Hard Rock Cafe Jakarta, menjadi saksi.

Dalam pertunjukan tersebut, Jibriel—Fauzy Albar alias Ozzy (vokal) dan Fachri Albar (drum), para putra Achmad Albar; Nara Putra (gitar), anak Jockie Soeryoprayogo; Zaindra Putra (gitar); Rocky Antono (bas), putra Ian Antono; dan Bagoes (keyboard), keponakan Achmad Albar—membakar dulu para penonton dengan "Dendam" sebelum  meluncurkan sebuah lagu God Bless ala Jibriel.

"Semua pada nungguin God Bless ya? Mau coba-coba ah bawain lagu yang ini, pada tahu enggak ya? Oke, ini lagu dari God Bless, kita kembali ke tahun 1989," seru Ozzy yang disusul gebukan drum Fachri, menyambut intro lagu "Maret 1989".

Tiba di lagu kelima, Jibriel menutup penampilan mereka dengan lagu "Raih". Jibriel akhirnya turun panggung dan Hard Rock Cafe Jakarta menjadi tenang.

Kafe tersebut kembali menjadi riuh rendah sehabis penayangan beberapa klip video God Bless pada layar besar. Betapa tidak? Satu per satu personel God Bless naik ke pentas dan memainkan instrumen masing-masing.

Dibuka dengan intro panjang dari permainan keyboard Abadi dan raungan gitar Ian, lagu-lagu berlirik kritik "N.A.T.O" dan "Bla Bla Bla" membuat para penonton lebih merapat ke dekat panggung untuk lebih merasakan entakan musik God Bless. Membalas antusiasme kira-kira 150 penonton, vokalis berambut kribo yang akrab disapa Iyek itu langsung menyapa mereka. "Sebuah lagu karya Ian Antono yang mengisahkan perbedaan Timur, Utara, Selatan, Barat. Masih ingat lagu ini?" tanya Iyek lalu meneriakkan judul lagu "Barat Timur", diiringi permainan keyboard dengan efek sound gamelan.

Berikutnya ada "Menjilat Matahari", "Rumah Kita", "Biarkan Hijau", dan "Prahara Timur Tengah". "Oke, berikutnya, lagu ciptaan Donny Fattah dari album Cermin, judulnya 'Anak Adam'," seru Iyek lagi. "Ya, itulah Donny, kalau bikin lagu enggak tanggung-tanggung. Apalagi dulu kaset, lagunya 15 menit. Segini sudah kami potong-potong," lanjut Iyek seusai menyanyikan lagu dengan durasi panjang tersebut.

Terkesan sedikit kelelahan pada lagu "Anak Adam", God Bless lalu menurunkan tempo bermusik mereka dengan lagu-lagu "Syair Kehidupan" dan "Panggung Sandiwara" sebelum single terbaru yang disiapkan untuk album ketujuh God Bless dikenalkan untuk pertama kalinya. "Luar biasa, kalian masih hafal lagu-lagu lama, seperti lagu yang tadi, 'Huma di Atas Bukit'. Sudah cukup, jadul banget tuh lagu, kita kan masih ABG. Kita teruskan dengan karya terbaru Ian Antono, 'Dunia Gila'," ujar Iyek.

"Serigala Jalanan" dan "Bis Kota" lalu menjadi dua lagu yang mengantar para penonton ke aksi main bareng God Bless-Jibriel, yang paling mereka nantikan. "Semut Hitam" mereka bawakan bersama. Jibriel, yang bergabung dengan God Bless pada pertengahan lagu itu,  pada awalnya terkesan tampil kaku. Musik yang dimainkan oleh Nara cs terkesan kurang mengisi ruang kosong yang sengaja disediakan oleh God Bless.

Namun, pada lagu "Kehidupan", Jibriel mulai bermain lepas. Improvisasi mereka pamerkan hingga ujung pertunjukan. Akan tetapi, improvisasi tersebut belum cukup untuk mengimbangi sang legenda. Fachri, yang mencoba menggebuk drumnya dengan teknik rolling, ternyata tak mampu beraksi mulus. Akhirnya, Yaya melengkapinya dengan tabuhan yang lebih berisi dan lebih cepat. Yaya pun mendapat sambutan hangat, termasuk tepuk tangan meriah, dari para penonton yang terpuaskan dengan pertunjukan God Bless bareng Jibriel.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau