Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia-Mesir Berperan Penting dalam GNB

Kompas.com, 29 April 2009, 07:50 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Duta Besar Mesir untuk Indonesia Ahmed El Kewaisny menilai Indonesia dan Mesir memegang peranan penting untuk terus menghidupkan semangat Bandung dalam Gerakan Nonblok (GNB).

"Mesir dan Indonesia merupakan dua negara besar yang memegang peranan penting dalam terus menghidupkan Nonblok," kata Ahmed El Kewaisny di Jakarta, Selasa (28/4).

Menurut dia, ketika ada sejumlah negara yang mengambil posisi ekstrem kiri dan kanan, bahkan dalam GNB, maka Indonesia dan Mesir termasuk dalam kelompok negara-negara netral, merujuk pada semangat Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955.

Lebih lanjut ia mengatakan, sekalipun banyak terdapat organisasi kawasan ataupun multilateral yang lain, namun GNB tetap memiliki posisi yang penting, terutama untuk menyuarakan kepentingan negara-negara berkembang. "Tetap relevan (keberadaan GNB)... apalagi menghadapi krisis keuangan global dan sejumlah masalah lain saat ini," katanya seraya menjelaskan bagaimana krisis global memengaruhi perekonomian negara-negara berkembang.

Ia juga mengatakan bahwa Presiden Mesir Hosni Mubarak telah mengundang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk berpartisipasi dan memimpin delegasi Indonesia dalam Konferensi Tingkat Tinggi ke-15 Gerakan Nonblok (KTT GNB) di Sharm El Sheikh, Mesir.

Mesir saat ini menjabat sebagai ketua GNB dan akan menyelenggarakan KTT GNB di Sharm El Sheikh, 15-16 Juli 2009, yang didahului dengan pertemuan pejabat senior (SOM) dan pertemuan tingkat menteri pada 11-14 Juli 2009.

Sebagai Ketua GNB, Pemerintah Mesir menegaskan komitmennya untuk membangun usaha-usaha dari para pendahulunya dalam memperkokoh peranan GNB di dunia internasional.

Pemerintah Mesir juga bermaksud untuk bekerja sama dengan seluruh negara anggota dalam persiapan KTT ke-15 guna mengadopsi rekomendasi yang ditujukan pada tantangan-tantangan yang dihadapi oleh negara-negara GNB pada abad ke-21 dan untuk menampung aspirasi banyak orang untuk perdamaian, kemajuan dan kesejahteraan.

Oleh karena itu, Pemerintah Mesir memilih tema "Solidaritas Internasional untuk Perdamaian dan Pembangunan" bagi KTT ke-15 GNB. Selain mengundang Presiden Yudhoyono, Mesir melalui Menteri Luar Negeri Ahmed Aboul Gheit juga mengirimkan undangan bagi Menlu Hassan Wirajuda untuk berpartisipasi dalam KTT tersebut.

GNB adalah suatu organisasi internasional yang beranggota lebih dari 100 negara-negara yang tidak menganggap dirinya beraliansi dengan atau terhadap blok kekuatan besar apapun.

Tujuan dari organisasi ini, seperti yang tercantum dalam Deklarasi Havana tahun 1979, adalah untuk menjamin "kemerdekaan, kedaulatan, integritas teritorial, dan keamanan dari negara-negara nonblok" dalam perjuangan mereka menentang imperialisme, kolonialisme, neo-kolonialisme, apartheid, zionisme, rasisme dan segala bentuk agresi militer, pendudukan, dominasi, interferensi atau hegemoni dan menentang segala bentuk blok politik.

Negara-negara anggota GNB merepresentasikan 55 persen penduduk dunia dan hampir 2/3 anggota PBB. Negara-negara yang telah menjadi tuan rumah KTT GNB antara lain Yugoslavia, Mesir, Zambia, Aljazair, Sri Lanka, Kuba, India, Zimbabwe, Indonesia, Kolombia, Afrika Selatan, dan Malaysia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau