Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bongkahan Batu Besar Tutup Jalan Kabupaten di Gunungkidul, Akses Terputus

Kompas.com - 21/02/2020, 13:29 WIB
Markus Yuwono,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Bongkahan batu berukuran besar menutup akses Jalan kabupaten penghubung Desa Mertelu dengan Desa Watugajah, Kecamatan Gedangsari, Gunungkidul, Jumat (21/2/2020).

Kejadian itu menyebabkan akses kabupaten di Desa Watugajah terputus karena material berada di tengah jalan.

Untuk kendaraan roda dua harus melalalui jalan setapak, sedangkan untuk roda empat harus memutar.

"Untuk batu besar yang menutup akses jalan, tidak bisa dipindahkan langsung. Tetapi harus dipecah dulu agar bisa dipindahkan," kata Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Edy Basuki, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat.

Baca juga: Bermain Ponsel Sambil Mengisi Daya Saat Hujan, Tubuh Pemuda Ini Gosong Tersambar Petir, Kasur Berlubang

Edy menjelaskan, bongkahan batu jatuh disebakan intensitas hujan yang tinggi di Gunungkidul.

Hujan mengguyur wilayah itu sejak Kamis (20/2/20200 sore.

"Kami masih mengupayakan agar bisa segera dilalui. Jalan tersebut juga menuju ke obyek wisata Green Vilage," ucap Edy.

Selain longsor, intensitas hujan yang tinggi juga menyebabkan pohon tumbang menimpa kandang di Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, tembok pagar sekolah di Dusun Gebang, Kemiri , dan pagar bumi rumah milik Suyitno di Desa Ngloro ambrol.

“Sudah terdata dan mulai dilakukan penanganan,” kata Edy

Hasil pemetaan dari BPBD Gunungkidul, beberapa daerah dengan ancaman longsor berada di kawasan utara seperti di Kecamatan Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin, dan Ponjong.

Sedangkan untuk ancaman banjir meliputi beberapa titik seperti di wilayah Mertelu, Gedangsari, sepanjang aliran Kali Oya, dan Kali Besole di Kota Wonosari.

Baca juga: Pelajar yang Tersambar Petir Saat Bermain Ponsel Alami Luka Bakar di Wajah

 

Untuk angin kencang hampir di semua wilayah.

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Gunungkidul Agus Wibowo Arifianto menambahkan, pihaknya melakukan sosialisasi ke masyarakat dengan memperluas jaringan desa tangguh bencana.

"Paling penting masyarat diberikan pemahaman bagaimana melakukan antisipasi dan mengenali tanda-tanda yang bisa menyebabkan bencana alam," ucap Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com