Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembina Pramuka Ajarkan Siswa SD Yel Bernada SARA, Gus Mus: Itu Bodoh dan Gendeng...

Kompas.com - 14/01/2020, 16:57 WIB
Wijaya Kusuma,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Peristiwa peserta Kursus Mahir Lanjutan (KML) pembina Pramuka yang mengajarkan yel bernada SARA kepada siswa SD di Yogayakarta mengundang keprihatinan banyak pihak.

Salah satunya dari Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang KH Mustofa Busri atau yang biasa dipanggil Gus Mus.

Saat menjadi narasumber acara dialog kebangsaaan di Universitas Islam Indonesia (UII), KH Mustofa Busri atau Gus Mus mengatakan sempat membaca berita mengenai yel bernada SARA yang diajarkan oleh pembina Pramuka.

"Misalnya, kemarin saya baca itu sakit sekali saya merasa. Kok ada Pramuka kok yel-nya Islam yes kafir no," ujar Gus Mus saat menjadi narasumber acara dialog kebangsaaan di Universitas Islam Indonesia (UII), Selasa (14/1/2020).

Baca juga: Orangtua Siswa SD di Yogyakarta Protes Pembina Pramuka Ajarkan Yel Bernada SARA

Gus Mus menyayangkan apa yang dilakukan pembina pramuka itu.

Kiai karismatik ini menyampaikan bahwa yel itu merusak dan merendahkan keberagaman.

"Wong mendem (mabuk) kok sampai begitu. Itu nyekokinya bagaimana, itu merusak betul. Menyakitkan sekali karena itu dilakukan oleh orang yang mengaku beragama," ujar Gus Mus.

Orang yang beragama, menurut dia, tentu tahu bahwa Tuhan mahapengasih.

Oknum yang mengajarkan yel tersebut telah menyalahi Islam yang rahmatan lil alamin.

"Rahmatan lil alamin itu kasih sayang kepada alam semesta. Kalau dengan saudara sendiri saja tidak bisa kasih sayang, lalu bagaimana dengan yang lain-lain," ucap Gus Mus.

Diterangkanya, tidak ada hubungannya antara Pramuka dengan yel berbau SARA yang diajarkan itu.

"Ada yang kafir itu opo? Itu urusannya apa dengan Pramuka, tidak ada urusan. Itu bodoh dan gendeng, wis gitu aja. Wong enggak ada hubungannya," ucap dia.

Gus Mus menjelaskan, mengajarkan yel dengan menggunakan kata "kafir" di depan anak kecil menunjukkan bahwa oknum tersebut tidak mengerti tentang agama.

Sebab, orang yang tahu agama akan menyesuaikan dengan orang yang diajak berbicara.

"Jangan anak-anak dikuliahi seperti orang perguruan tinggi, anak kecil jangan diwarahi perkoro-perkoro yang enggak bener," urainya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com